Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Sudah Bayar Bunga Utang Rp257,1 Triliun, Sisa Lebih Banyak pada Semester II

Pemerintahan Prabowo telah membayar 46,5% bunga utang tahun ini hingga Juni 2025. Bunga utang luar negeri baru terbatar 39,7%.
Uang lembar pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. / Bloomberg-Brent Lewin
Uang lembar pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. / Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah telah merealisasikan pembayaran bunga utang Rp257,1 triliun hingga akhir Juni 2025 atau semester satu, dari rencana Rp552,9 triliun sepanjang tahun ini.

Artinya, pemerintah masih harus menyiapkan anggaran senilai Rp295,8 triliun untuk melunaskan sisa pembayaran bunga utang hingga akhir tahun nanti. 

Mengutip dokumen Laporan Pemerintah tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Semester Pertama Tahun Anggaran 2025, realisasi pembayaran bunga utang tersebut telah mencakup 46,5% dari pagu. 

“Realisasi tersebut terdiri atas realisasi pembayaran bunga utang dalam negeri senilai Rp235,15 triliun atau 43,7% dari pagu,” tulis pemerintah dalam dokumen tersebut, dikutip pada Selasa (8/7/2025). 

Selain itu, pemerintah juga melakukan pembayaran bunga utang luar negeri senilai Rp21,9 triliun atau 39,7% dari pagu APBN tahun ini. 

Membandingkan dengan 2024, pembayaran bunga utang tahun ini memang lebih tinggi Rp55,6 triliun.

Melihat perbandingan realisasi secara persentase, pembayaran bunga utang sampai dengan semester I/2025 lebih lambat dari periode yang sama tahun lalu yang sudah mencapai 48,3% dari pagu.

Pemerintah dalam dokumen tersebut menjelaskan bahwa pada dasarnya, pembayaran bunga utang merupakan konsekuensi atas pengadaan utang untuk pembiayaan defisit APBN menjadi salah satu beban fiskal penting yang harus dikelola dengan cermat agar tidak mengganggu stabilitas keuangan negara.

Dalam hal ini, bunga utang mencakup pembayaran kupon atas Surat Berharga Negara (SBN), bunga atas pinjaman, dan biaya-biaya lain yang timbul akibat program pengelolaan utang pemerintah.

Besaran pembayaran bunga utang mengalami fluktuasi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal.

Fluktuasi dalam besaran pembayaran ini menjadikan pemerintah senantiasa melakukan pengelolaan utang yang efektif dan efisien, serta menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar bunga utang.

Secara inheren, portfolio utang pemerintah mengandung risiko yang dapat memengaruhi jumlah pembayaran bunga, seperti volatilitas suku bunga dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 

Beberapa faktor lainnya yang dapat memengaruhi pembayaran bunga utang di antaranya volume kebutuhan pembiayaan pemerintah dan sentimen pasar atas surat utang yang ditunjukkan melalui minat investor di pasar perdana SBN.

Pembayaran Bunga Utang Naik dari Tahun ke Tahun

Sebagai catatan, pada 2020 total pembayaran bunga utang mencapai Rp314,1 triliun, angka ini naik pada 2021 menjadi Rp343,5 triliun, lalu 2022 menjadi Rp386,3 triliun, 2023 menjadi Rp439,9 triliun, dan outlook realisasi pembayaran bunga utang tahun 2024 mencapai Rp499 triliun. 

Alokasi anggaran pembayaran bunga utang senilai Rp552,9 triliun dalam APBN 2025 adalah yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Melihat porsinya, alokasi anggaran untuk pembayaran utang pemerintah tersebut menjelaskan 15,27% dari total rencana awal belanja negara yang senilai Rp3.621,3 triliun.

Apabila anggaran untuk bayar bunga utang dialihkan untuk belanja lainnya, pemerintah tak perlu pusing efisiensi untuk membiayai program prioritas Prabowo, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang membutuhkan anggaran jumbo.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper