Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Trenggono Yakin Susu Ikan Disukai Masyarakat, Ini Alasannya

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono menyebut susu ikan dapat menjadi alternatif penting untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi emas 2045.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di tambak budidaya udang berbasis kawasan atau BUBK Kebumen, Jawa Tengah, Senin (26/6/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di tambak budidaya udang berbasis kawasan atau BUBK Kebumen, Jawa Tengah, Senin (26/6/2023) - BISNIS/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan hidrolisat protein ikan (HPI) yang merupakan bahan baku utama susu ikan menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang tidak suka makan ikan lantaran bau amis, alergi, hingga sulit untuk dimakan karena berduri.

Menurutnya, HPI memiliki karakteristik yang multifungsi dan praktis sehingga dapat mendorong terciptanya inovasi produk pangan lokal unggulan lainnya melalui fortifikasi bahan makanan dan minuman.

“Melalui teknologi ultrafiltrasi, kita dapat menghilangkan komponen yang menyebabkan bau amis dan alergen pada ikan,” kata Trenggono dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (29/9/2024).

Hasilnya, lanjut dia, adalah susu ikan yang aman dikonsumsi serta tidak berbau amis sehingga dapat diterima oleh masyarakat luas. Salah satu produk HPI adalah minuman protein ikan seperti SURIKAN yang bebas laktosa dan kaya akan nutrisi seperti Omega-3, EPA, dan DHA.

Adapun, ikan yang dapat dijadikan bahan baku susu ikan merupakan ikan dengan edible portion atau bagian yang dapat dimakan dalam jumlah sedikit, nilai ekonomi yang rendah, tapi ketersediaannya sangat melimpah sepanjang tahun.

Salah satu yang berpotensi untuk diolah sebagai produk inovatif berbasis ikan seperti susu ikan adalah ikan selar. Trenggono mengungkapkan, produksi ikan jenis ini stabil selama beberapa tahun terakhir dengan Maluku dan Sulawesi Utara sebagai produsen terbesar ikan selar.

Dari sisi kandungan gizi, Trenggono mengklaim bahwa susu ikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, yaitu 7 gram per 35 gram takaran saji, sedangkan susu sapi hanya mengandung 6 gram.

Selain itu, dia juga menyebut bahwa susu ikan kaya akan Omega-3, dengan 49 mg per takaran saji, asam amino esensial dan non-esensial, serta tidak mengandung laktosa.

“Ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang intoleran laktosa,” ujarnya.

Di sisi lain, Trenggono menyebut bahwa produk susu ikan dapat menjadi alternatif penting untuk memenuhi kebutuhan gizi generasi emas 2045 mengingat kandungan nutrisi yang tinggi dan manfaat kesehatan yang signifikan.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Arif Satria, menyambut baik inisiatif KKP dalam mengolah ikan menjadi susu ikan. Dia menilai, inovasi ini sangat positif untuk pemenuhan gizi masyarakat yang jumlahnya akan terus bertambah.

“Kami sangat mendukung inovasi susu ikan ini. Ikan memiliki protein yang besar dan keberadaanya sangat melimpah,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menyebut bahwa Indonesia berpotensi untuk mensubstitusikan susu sapi dengan susu yang terbuat dari protein ikan, alias susu ikan. Apalagi, pemerintah tahun lalu telah meluncurkan produksi susu ikan pertama di Indonesia.

Produk ini merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia sebagai bagian dari perkuatan program hilirisasi produk berbasis komoditas unggulan daerah.

Teten mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mendorong hilirisasi ikan untuk memproduksi ekstrak protein ikan yang dapat digunakan oleh industri makanan.

“Salah satunya itu bisa dibuat untuk produk susu ikan,” kata Teten di Kompleks Parlemen, Rabu (11/9/2024).

Adapun, produksi ikan Indonesia mencapai 24,7 ton per tahun. Dengan total produksi tersebut, Teten melihat potensi yang cukup besar untuk diolah sebagai alternatif pengganti susu sapi. Mengingat, 80% kebutuhan susu nasional dipenuhi melalui impor. 

Sementara itu, ID Food tengah mempertimbangkan alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan program susu gratis yang dicanangkan presiden terpilih Prabowo Subianto. Sebab, rencana BUMN Pangan itu untuk membangun mega farm kemungkinan baru terealisasi pada 2-3 tahun mendatang.

“Mungkin ada produk-produk alternatif yang bisa sebagai pengganti susu dari sapi. Semuanya dalam kajian ya, misalnya susu dari ikan kan ada juga, ada susu dari ikan yang kemarin disampaikan,” kata Direktur Utama ID Food Sis Apik Wijayanto di Kompleks Parlemen, Rabu (4/9/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper