Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Distribusi Minyak & Gas RI Belum Merata, Pemerintah Fokus Siapkan Infrastruktur

Distribusi minyak dan gas bumi (migas) belum optimal lantaran terkendala kemantapan infrastruktur pendukung.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman (dari kiri), Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Rizal Kasli, Petroleum Engineering & Guru Besar ITB Asep Kurnia Permadi, Direktur dan Pendiri Women in Mining and Energy Indonesia (WiME) Noormaya Muchlis memberikan paparan saat acara seminar dalam gelaran Oil & Gas, Mining and Construction Indonesia Expo 2024 di Jakarta, Jumat (13/9/2024)/Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Ditjen Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman (dari kiri), Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Rizal Kasli, Petroleum Engineering & Guru Besar ITB Asep Kurnia Permadi, Direktur dan Pendiri Women in Mining and Energy Indonesia (WiME) Noormaya Muchlis memberikan paparan saat acara seminar dalam gelaran Oil & Gas, Mining and Construction Indonesia Expo 2024 di Jakarta, Jumat (13/9/2024)/Bisnis-Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengaku distribusi minyak dan gas bumi (migas) belum optimal lantaran terkendala kemantapan infrastruktur pendukung.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan, Pulau Jawa menjadi salah satu wilayah yang memiliki akses tinggi terhadap minyak dan gas.

“Kalau malam Indonesia pulaunya cuma tersisa Pulau Jawa, ya sama Sumatra, Sulawesi, Kalimantan terlihat bintik kecil. Papua tidak kelihatan [gelap karena tak teraliri listrik],” jelasnya dalam acara Oil & Gas, Mining and Construction Indonesia Expo 2024 di Jiexpo, Jakarta, Jumat (13/9/2024).

Melihat realitas tersebut, Laode menegaskan bahwa pemerintah masih memerlukan upaya besar dalam menyelesaikan tantangan tersebut agar seluruh masyarakat di wilayah Indonesia dapat memiliki akses energi yang sama.

Agar distribusi energi tak hanya terkutub pada satu wilayah, dia menegaskan bahwa pemerintah perlu fokus untuk melakukan pembangunan infrastruktur.

Salah satu yang saat ini tengah dikebut pembangunannya adalah menyambungkan pipa transmisi di wilayah barat Indonesia mulai dari Aceh hingga Jawa.

Beberapa contohnya yakni pembangunan proyek pipa transmisi gas Cirebon – Semarang (Cisem) tahap II yang baru saja diteken kontraknya pada Agustus 2024 lalu. Di mana, proyek ini bakal memakan anggaran mencapai Rp2,8 triliun.

Kemudian, di wilayah Sumatra, saat ini tengah dibangun infrastruktur pipa gas dari Dumai hingga Sei Mangke (Dusem) yang akan dibangun usai pipa Cisem II rampung dikerjakan. Nantinya, pipa gas Dusem ini diproyeksi bakal memiliki panjang mencapai 500 kilometer (km).

“Sementara di Indonesia bagian timur kita arahkan melalui moda LNG [gas alam cair]. Jadi, LNG ini kenapa? Karena di sana pulau cukup banyak, pembangkit listrik kecil-kecil ini kita tak mungkin membangun rangkaian pipa-pipa yang rumit kita penuhi dengan pola LNG,” tegasnya.

Sayangnya, Laode tak memerinci berapa proyeksi anggaran yang dibutuhkan untuk membangun seluruh proyek infrastruktur tersebut. Dirinya mengaku saat ini pihaknya masih fokus melakukan penyelesaian konstruksi pada proyek pipa Cisem II.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper