Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi serta pemerhati industri hulu minyak dan gas (migas) menilai positif penjajakan yang belakangan didorong SKK Migas pada sejumlah perusahaan global skala minor atau biasa disebut independent small oil and gas producer untuk berinvestasi di Indonesia.
Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal mengatakan, penjajakan pada perusahaan skala minor itu bakal ikut mengerek investasi serta kegiatan eksplorasi di sejumlah lapangan di dalam negeri.
“Profil investor migas di kawasan Asia Tenggara sudah mulai berubah, apalagi di Indonesia, kita tidak bisa berharap lagi dari perusahaan besar untuk balik lagi investasi di Indonesia,” kata Moshe saat dihubungi Bisnis, Minggu(21/7/2024).
Kendati demikian, Moshe meminta pemerintah untuk memberikan penawaran yang sesuai dengan kemampuan investasi serta modal dari beberapa perusahaan skala kecil-menengah tersebut.
Dia beralasan sebagian negara di kawasan Asia Tenggara saat ini juga tengah menjaring berbagai peluang investasi dari kontraktor kelas minor tersebut.
“Mereka itu unik berbeda, mereka bukan tipe yang punya leverage capital yang sangat besar, ambil risiko yang sangat tinggi dan sebagainya, itu yang harus kita antisipasi jangan disamakan dengan kontraktor besar,” kata dia.
Baca Juga
Beberapa perusahaan migas yang belakangan didekati SKK Migas itu di antaranya Posco International asal Korea Selatan, Woodside Energy berbasis di Singapura, EnQuest asal Inggris, DIALOG perusahaan publik terdaftar di Malaysia dan Valeura Energy Inc. perusahaan publik berkantor pusat di Singapura yang terdaftar di Kanada.
Beberapa perusahaan migas kelas minor itu ikut joint study di area Seram Aru, Sumatra Utara, Natuna Timur dan Bintuni. Misalkan, EnQuest diketahui melakukan joint study untuk area Binutni.
Sementara itu, Woodside Energy tengah melirik potensi Cekungan Buton, lapangan lepas pantai di Sulawesi Tenggara.
Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo mengatakan, pendekatan kepada beberapa perusahaan itu bakal mendorong kegiatan eksplorasi yang lebih masif di Indonesia mendatang.
“Langkah yang bagus, agar semakin banyak pemain eksplorasi internasional masuk dan melakukan kegiatan eksplorasi di Indonesia,” kata Hadi saat dihubungi.
Menurut Hadi, beberapa kawasan joint-study yang saat ini dikerjakan perusahaan migas tersebut terbilang prospektif. Hanya saja, kata Hadi, pemerintah mesti memastikan data yang tersedia pada kawasan tersebut lebih akurat untuk eksplorasi lanjutan.
“Yang diperlukan adalah eksplorasi yang masif dan terukur dengan data-data yang lebih detail sehingga sukses ratio menjadi lebih tinggi,” kata dia.
Adapun, SKK Migas tengah mendekati sejumlah perusahaan global skala minor atau biasa disebut independent small oil and gas producer untuk berinvestasi di Indonesia.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja, SKK Migas Benny Lubiantara mengatakan, pembicaraan bersama dengan sejumlah perusahaan global itu cukup positif selepas penemuan berhasil sumur eksplorasi di Geng North dan South Andaman.
“Jadi independent small oil and gas producer yang kita sedang engage sekarang itu banyak,” kata Benny saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/7/2024).
Benny menuturkan, pendekatan dengan beberapa perusahaan kelas minor ini cukup penting untuk mendorong investasi dan kegiatan eksplorasi yang lebih masif di Indonesia. Menurut dia, beberapa perusahaan yang didekati memiliki portofolio global yang cukup menarik.
“Perusahaan kecil, independent player, tapi sangat penting, mereka punya blok di beberapa negara seperti Valeura Energy mereka punya di Turki dan Thailand, tapi memang tidak sekelas bp dan lain-lain,” kata dia.
Selain itu, SKK Migas turut menawarkan kesempatan farm in atau akuisisi sebagian hak partisipasi di beberapa blok migas eksplorasi dan eksploitasi kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Berdasarkan catatan SKK Migas per Juli 2024, beberapa lapangan eksplorasi yang sedang dalam proses farm-out di antaranya wilayah kerja (WK) Andaman I, WK Akia dan WK Bobara.
Selanjutnya beberapa lapangan eksploitasi lainnya meliputi WK Raja/Pendopo, WK Pandan, WK Offshore Duyung, WK Tarakan Offshore, WK Ogan Komering, WK South East Madura, WK Brantas, dan WK North Madura II.