Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Blak-blakkan Penyebab Penerimaan Pajak Anjlok pada Semester I/2024

Realisasi penerimaan pajak pada semester I/2024 sebesar Rp893,8 triliun, turun 7,9% secara tahunan (YoY). Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan penyebabnya.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, Senin (24/6/2024).
Menkeu Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers terkait Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, Senin (24/6/2024).

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi penerimaan pajak pada semester I/2024 sebesar Rp893,8 triliun, turun 7,9% secara tahunan (YoY). Menteri Keuangan Sri Mulyani pun membeberkan faktor yang menyebabkan penerimaan pajak menurun.

Sri Mulyani menyampaikan bahwa penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan realisasi PPh badan hingga 34,5% akibat profitabilitas perusahaan yang menurun sebagai dampak dari moderasi harga komoditas.

“Penurunan pajak disebabkan terutama PPh badan yang berbasis komoditas mengalami penurunan yang sangat tajam dari sisi profitabilitas. Artinya perusahaan ini masih profitable, tetapi profitnya tidak setinggi tahun sebelumnya karena harga komoditas mengalami koreksi yang sangat dalam,” katanya, dikutip Selasa (9/7/2024).

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa penerimaan pajak yang turun juga disebabkan oleh kenaikan restitusi, baik PPh maupun PPN, yang mencapai 70,3%.

Dia merincikan, pada realisasi penerimaan PPh badan, terjadi penurunan hingga Rp91 triliun menjadi Rp172,7 triliun pada semester pertama 2024, dari semester pertama 2023 yang mencapai Rp263,7 triliun.

Penerimaan pada sektor pertambangan misalnya, hanya mencapai Rp31,9 triliun pada semester I/2024 dari Rp90,5 triliun pada semester I/2023.

Penurunan yang cukup besar juga tercatat pada sektor industri pengolahan, yang terealisasi sebesar Rp43 triliun pada semester I/2024, dari Rp62,6 triliun pada semester I/2023.

Jika dilihat berdasarkan komoditasnya, penurunan terbesar tercatat pada penerimaan terkait batu bara, dengan realisasi pada semester I/2024 sebesar Rp14,2 triliun, dari Rp68,1 triliun pada semester I/2023.

Di sisi lain, restitusi PPN dalam negeri mengalami kenaikan hingga Rp51,3 triliun menjadi Rp132,2 triliun pada semester I/2024, dari semester I/2023 sebesar Rp80,9 triliun. “Kenaikan restitusi sebesar Rp51,3 triliun ini semakin menekan penerimaan negara,” tutur Sri Mulyani.

Dalam hal ini, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan pemeriksaan sejumlah restitusi dalam rangka pengendalian terhadap penerimaan pajak yang berpotensi turun.

“Kita akan memberlakukan beberapa measures. Terutama kita akan memeriksa untuk beberapa restitusi supaya untuk bisa dikendalikan,” katanya.

Di sisi lain, Sri Mulyani masih optimistis momentum dari capaian penerimaan pajak hingga akhir tahun akan terjaga, mengingat harga beberapa komoditas yang diperkirakan masih akan mengalami kenaikan, misalnya CPO yang masih mencatatkan tren kenaikan tipis.

“Kita juga melihat beberapa kinerja, biasanya semester kedua pada kuartal ketiga, kita bisa meningkatkan penerimaan cukup besar pada saat kita melakukan rekalibrasi terhadap kinerja dari perusahaan-perusahaan dan kegiatan ekonomi,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper