Bisnis.com, JAKARTA – PT Perintis Triniti Properti Tbk. (TRIN) atau Triniti Land membukukan pendapatan penjualan atau marketing revenue sebesar Rp608,6 miliar hingga periode Mei 2024. Angka tersebut berhasil mencapai 50,7% dari target keseluruhan 2024 sebesar Rp1,2 triliun.
Presiden & CEO Triniti Land menuturkan bahwa tren pertumbuhan marketing revenue itu juga dalam tren positif. Angkanya meningkat 79% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 339,5 miliar pada 2023.
“Melihat pencapaian marketing revenue sampai dengan Mei 2024, kami perkirakan penjualan Triniti Land sampai akhir tahun akan naik minimum 25%-30% dari pencapaian tahun lalu,” tuturnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (28/6/2024).
Adapun, kontribusi marketing revenue TRIN paling besar datang dari proyek Sequoia Hills dengan raihan mencapai Rp313 miliar atau sebesar 51,4%. Di samping itu, proyek high rise Triniti land di Tangerang, Collins Boulevard menyumbangkan Rp231,8 miliar atau sebesar 38% dari Total marketing revenue Perseroan.
Lebih lanjut, manajemen TRIN juga optimistis kinerja marketing revenue perseroan pada tahun ini dapat terakselerasi sejalan dengan peluncuran produk Holdwell Business Park melalui pengembangan modern business park yang terintegrasi di Lampung, serta pengembangan proyek TanoMori di Labuan Bajo yang merupakan kawasan pariwisata kelas dunia.
Triniti Land juga tengah mempersiapkan berbagai klaster baru di proyek Sequoia Hills untuk memperkuat marketing revenue hingga akhir tahun nanti.
Baca Juga
“Kami berkeyakinan, Persero bisa mencapai target marketing revenue sebesar Rp1,2 triliun untuk tahun 2024 ini,” imbuhnya.
Tren positif penjualan tersebut diharapkan mampu berdampak pada kinerja bottom line Perusahaan. Pasalnya, hingga kuartal I/2024, TRIN tercatat masih membukukan rugi mencapai Rp27,83 miliar. Posisinya makin melemah jika dibandingkan dengan rugi TRIN pada kuartal I/2023 sebesar Rp14,97 miliar.
Bila mengacu pada laporan keuangan perseroan, rugi TRIN ditopang oleh menebalnya beban keuangan pada 2024 mencapai Rp4,52 miliar. Angka beban keuangan itu naik dari Rp1,53 miliar pada 2023.
Di samping itu, beban penjualan perseroan juga tercatat mengalami kenaikan menjadi Rp12,26 miliar pada 2024 dari Rp11,6 miliar pada 2023.