Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberkan strategi atau jurus jitu agar pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus angka 8%. Salah satunya lewat sektor pariwisata.
Dia menjelaskan langkah-langkah RI untuk meningkatkan investasi di sektor pariwisata serta tantangan yang dihadapi.
"Pariwisata adalah salah satu sektor penting dari perekonomian," ujar Sri Mulyani saat menghadiri International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024, dikutip dari akun instagram miliknya @smindrawati pada Rabu (5/6/2024).
Sri Mulyani menyebutkan sektor pariwisata menghasilkan dampak ekonomi, interaksi yang baik, dan menciptakan kedamaian serta kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah RI berusaha untuk terus meningkatkan ekonomi di beberapa sektor, salah satunya sektor pariwisata supaya tercapainya visi Indonesia Emas 2045 dan pendapatan per kapita yang tinggi yang menyentuh di angka 6% hingga 8%.
"Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan status perekonomian dengan pendapatan tinggi, kita butuh 6-8%. Mencapainya, beragam sektor perlu untuk terus dikembangkan. Termasuk sektor pariwisata di Indonesia," ujarnya.
Baca Juga
Sri Mulyani menyebutkan kekayaan materil dan non-materil yang tersedia adalah kekuatan Indonesia. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat Indonesia untuk terus menjaga dan merawat kekayaan Indonesia supaya menciptakan keadilan dan kesejahteraan.
Lantas, apa langkah-langkah dan tantangan RI terhadap sektor pariwisata?
Pemerintah berupaya meningkatkan investasi di sektor pariwisata melalui kebijakan dan alokasi anggaran. Dia menyebutkan faktor penting yang harus ditingkatkan adalah reformasi struktural dan birokrasi yang lebih efisien, efektif, dan profesional.
Sri Mulyani menyebutkan langkah-langkah yang diambil pemerintah RI terhadap sektor pariwisata, antara lain:
1. Memberikan dana untuk infrastruktur
2. layanan kesehatan ditingkatkan
3. Destinasi pariwisata yang terus dikembangkan
4. Program perlindungan sosial
5. Menyalurkan insentif fiskal dan pajak.
“Kita memberikan banyak dukungan dari anggaran nasional, anggaran lokal, termasuk insentif bagi daerah dan destinasi tersebut. Kami juga memberikan insentif dalam bentuk zona ekonomi khusus. Jadi daerah yang dinyatakan sebagai zona ekonomi, berhak mendapatkan insentif tertentu dalam bentuk insentif pajak dan cukai,” ujarnya, dikutip dari situs Kementerian Keuangan, Rabu (5/6/2024).
Kemudian, tantangan yang dihadapi Indonesia adalah ketidakpastian global yang mempengaruhi perekonomian Indonesia, seperti tingkat inflasi, ketegangan geopolitik, iklim yang mengalami perubahan, serta aging population.
Walaupun begitu, Indonesia masih unjuk gigi dalam menjaga stabilitas ekonomi, dibuktikan dengan pertumbuhan perekonomian RI yang tercatat melebihi 5% sehingga dinilai relatif sangat baik dan resilient.
“Di tengah segala tantangan dan ketidakpastian ini, perekonomian Indonesia masih menorehkan catatan yang sangat baik dan relatif resilient. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perekonomian yang masih berada di atas 5%,” ujar Sri Mulyani.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga memastikan Kementerian Keuangan akan terus memberikan dukungan secara penuh kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk terus memajukan sektor pariwisata RI.
“Saya pastikan @kemenkeuri akan mendukung penuh @kemenparekraf.ri untuk terus mengembangkan sektor pariwisata Indonesia,” ujar Sri Mulyani di akun instagram miliknya. (Ahmadi Yahya)