Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Data Manufaktur AS Loyo, Dolar AS Merosot ke Level Terendah sejak April 2024

Dolar AS merosot ke level terendah sejak April 2024 terhadap sejumlah mata uang utama.
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke level terendah sejak April 2024 terhadap euro dan poundsterling. Hal ini terjadi karena adanya tanda pelemahan dalam perekonomian AS yang mendorong kemungkinan pemangkasan suku bunga. 

Mengutip ReutersSelasa (4/6/2024) mata uang AS telah mendekati titik terendah dalam dua pekan setelah data menunjukkan perlambatan aktivitas manufaktur selama dua bulan berturut-turut, dan penurunan tak terduga dalam belanja konstruksi. 

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang terhadap euro, poundsterling, yen, dan tiga mata uang utama lainnya, turun 0,05% menjadi 103,99, level terendah sejak 9 April 2024.

Sementara itu, euro menguat 0,11% menjadi US$1,09155, level yang terakhir terlihat pada 21 Maret 2024. Poundsterling juga menguat 0,05% menjadi  US$1,2814, terkuat sejak 14 Maret 2024. 

Di sisi lain, dolar AS juga menguat 0,14% menjadi 156,255 yen, bangkit kembali dari level terendah semalam di 155,95, pertama kalinya di bawah 156 sejak 21 Mei 2024. 

Sementara itu, nilai tukar rupiah menguat 0,15% ke level Rp16.205 per dolar AS pada pukul  09.30 pagi ini. Adapun peso Filipina menguat 0,11%, won Korea menguat 0,29%, dolar Taiwan menguat 0,18% dan dolar Hong Kong menguat 0,02%.

Di sisi lain, sejumlah mata uang yang mengalami pelemahan seperti dolar Singapura sebesar 0,02%, baht Thailand sebesar 0,11% dan yen Jepang sebesar 0,24%. 

Untuk saat ini, para analis memantau dengan cermat data tenaga kerja pekan ini untuk mencari indikasi tekanan ekonomi AS. 

"Kebijakan suku bunga tinggi Federal Reserve yang terus-menerus berada di bawah pengawasan karena terus membebani perekonomian AS," jelas  dealer valuta asing senior di Convera, James Kniveton, seperti dikutip dari Reuters. 

Kini kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin juga diperkirakan sepenuhnya pada November 2024 dalam pertemuan Federal Reserve (The Fed), dengan total pengetatan sebesar 41 basis poin (bps) yang terlihat pada akhir 2024. 

“[November] siap menjadi periode yang penuh gejolak bagi dolar AS karena pertemuan pertemuan Federal Reserve yang berpotensi menentukan dan pemilu AS,” jelas Kniveton. 

Nantinya, pertemuan kebijakan The Fed berikutnya akan berakhir pada 12 Juni 2024, di kala data harga konsumen juga akan dirilis. 

Para pedagang dan analis tidak melihat adanya risiko perubahan kebijakan dalam pertemuan tersebut. Namun para pejabat akan memperbarui proyeksi ekonomi dan suku bunga mereka. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper