Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha sekaligus adik presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, tertarik untuk ikut berinvestasi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air alias PLTA Kayan Cascade di Bulungan, Kalimantan Utara.
Minat itu disampaikan Hashim saat meninjau megaproyek PLTA yang nilai investasinya sekitar US$17,8 miliar atau setara Rp275,9 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS), Kamis (30/5/2024).
"Betul [akan investasi] saya memang sudah lama tertarik investasi di bidang energi terbarukan, contoh di Kalimantan Timur saya ada proyek biofuel," kata Hashim.
Malahan, Hashim menuturkan, telah menyampaikan rencana investasi itu ke Prabowo. Menurut dia, Prabowo setuju untuk masuk dalam investasi proyek PLTA yang dianggap terbesar di Asia Tenggara tersebut.
"Ada saya sudah lapor, beliau [Prabowo] setuju, ini kan investasi," tegasnya.
Profil PLTA Kayan
Megaproyek PLTA Kayan Cascade dikerjakan oleh PT Kayan Hydro Energy (KHE) yang awalnya berkongsi dengan Sumitomo Coporation. Kerja sama KHE bersama dengan raksasa investasi Jepang itu diteken pada akhir 2022 lalu.
Baca Juga
Hanya saja, Sumitomo belakangan memilih mundur dari kesepakatan kerja sama itu baru baru ini. Melihat celah itu, Hashim berniat masuk.
Adapun, KHE merupakan pemrakarsa dan pengembang proyek PLTA Kayan Cascade yang terletak di Provinsi Kalimantan Utara tepatnya di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan dengan kapasitas 9.000 megawatt (MW) yang terbagi dalam lima bendungan. KHE merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pengusaha Tjandra Limanjaya.
Proyek yang telah berjalan sejak 2011 itu akan terdiri atas lima tahap. Tahap pertama PLTA Kayan berkapasitas 900 MW, tahap kedua 1.200 MW, tahap ketiga dan keempat masing-masing 1.800 MW, dan tahap kelima 3.300 MW. PLTA Kayan ditargetkan rampung pada 2035.
PLTA Kayan nantinya akan menyalurkan listrik untuk kawasan industri hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara, yang juga dikelola oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan PT Indonesia Strategis Industry (ISI). Selain itu, PLTA Cascade direncanakan juga akan memenuhi kebutuhan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sejak 2011, pendiri KHE telah menggelontorkan dana lebih dari Rp2 triliun. PT KHE harus merintis dari awal lokasi proyek yang masih berupa hutan belantara tanpa infrastruktur.
KHE telah membuka jalur transportasi lokasi proyek dan pekerjaan rintisan lainnya. Salah satu pekerjaan awalan antara lain menyelesaikan site investigation, topographic survey, bathymetric survey, hydrological study and modeling, geotechnical exploration, feasibility study, serta Amdal secara menyeluruh untuk bendungan 1-5.
Berdasarkan berbagai studi tersebut, PT KHE menyusun rancangan terpadu proyek PLTA Kayan Cascade 1-5. PT KHE menggandeng Powerchina International Group, salah satu pengembang PLTA paling terkemuka di dunia.
Merujuk pendapat para ahli yang terlibat , proyek PLTA dengan sistem cascade harus dikembangkan di dalam satu kesatuan.
Pengembangan terpadu harus dilakukan demi menjaga kelestarian, keamanan, dan keselamatan daerah aliran sungai Kayan sesuai Amdal, serta mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaannya. Sebagai bagian dari kesiapan proyek ini, desain untuk PLTA Kayan Cascade 1-5 sudah dikerjakan.