Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom DBS Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5% pada Akhir 2024

Ekonom DBS Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang sebesar 5,05%.
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli
Gedung-gedung di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta pada Kamis (15/2/2024). - Bloomberg/Muhammad Fadli

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom DBS Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5% pada 2024.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut diperkirakan sedikit melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang sebesar 5,05%.

Chief Economist DBS Bank Taimur Baig menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2024 utamanya masih didukung oleh konsumsi rumah tangga dan kinerja investasi.

“Kami perkirakan dari sisi domestik, investasi dan konsumsi, akan menjadi pendorong utama,” katanya.

Menurut Taimur, kinerja perdagangan internasional Indonesia akan cenderung tertahan, terutama permintaan terkait komoditas. Selain itu, tensi geopolitik juga masih akan menjadi faktor yang mempengaruhi permintaan eksternal.

Selain itu, belanja pemerintah diperkirakan akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, seiring dengan naiknya belanja pegawai karena kenaikan gaji ASN pada tahun ini, juga pada realisasi belanja perlindungan sosial dan pembangunan infrastruktur.

Di sisi lain, Taimur mengingatkan bahwa risiko dari tensi geopolitik masih akan mempengaruhi prospek perekonomian global ke depan, sehingga ketidakpastian diperkirakan tetap tinggi.

“Ada banyak risiko geopolitik, perang di Ukraina, di Gaza, masalah antara China dan AS. Dan risiko itu, saya rasa tidak akan hilang dalam waktu dekat. Jika memburuk tentu saja dapat berdampak pada harga komoditas yang lebih tinggi, harga logistik yang lebih tinggi, dan hal tersebut tentu saja dapat berdampak pada sentimen investor terhadap arus modal, pertumbuhan, dan sebagainya,” jelasnya.

Di samping itu, Taimur juga. mengingatkan risiko terhadap stabilitas sektor keuangan dan tingkat suku bunga yang cenderung tinggi.

Menurutnya, sistem keuangan dan perekonomian global hingga saat ini telah terbukti cukup tangguh terhadap kondisi tingginya suku bunga. 

“Namun, bukan berarti sistem ini akan tetap tangguh untuk tahun-tahun mendatang. Jika inflasi dan suku bunga tidak turun secara substansial, stabilitas keuangan mungkin akan terpengaruh, tidak sekarang, mungkin di masa mendatang,” kata Taimur.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper