Bisnis.com, JAKARTA – Perekonomian Indonesia pada 2025 era Presiden Prabowo diperkirakan sulit menyentuh angka pertumbuhan sebesar 6%.
Ekonom Senior Raden Pardede memperkirakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6% mungkin dapat tercapai dalam 2 hingga 3 tahun ke depan.
“Tidak mungkin dalam satu tahun awal [pemerintahan Presiden Prabowo] ini, mungkin 2-3 tahun ke depan bisa saja, tapi pemerintah selalu buat [target] lebih tinggi seperti itu, artinya memacu mereka bekerja keras,” katanya, Selasa (21/5/2024).
Menurut Raden, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi ini pun diperlukan upaya yang lebih ekstra, misalnya pemerintah dinilai perlu melakukan reprioritasi program pembangunan.
Selain itu, dari sisi investasi, pemerintah juga perlu mendorong adanya perbaikan guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
“Sisal infrastruktur ya bisa ke yang lain lagi, itu akan merubah produktivitas, jadi shifting/adjustment dari sektor ke sektor mempengaruhi pertumbuhan [ekonomi],” jelasnya.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, presiden terpilih Prabowo Subianto pada pekan lalu menyampaikan bahwa pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melampaui 8% dalam waktu 2-3 tahun ke depan.
"Saya sangat yakin dan saya juga sudah berbicara dengan pakar dan mempelajari angkanya. Saya yakin kita dapat dengan mudah mencapai 8%. Malah saya bertekad melampauinya," katanya.
Menurut Prabowo salah satu kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut adalah melalui kebijakan hilirisasi. Namun dia meminta masyarakat bersabar karena dibutuhkan waktu beberapa tahun agar bisa mencapai hasil maksimal.
Selain hilirisasi, Prabowo juga menyoroti aspek yang bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di tahun pertama pemerintahannya yaitu dengan produksi dan distribusi pertanian, pangan serta energi.
Adapun, pemerintah telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 5,1% hingga 5,5% untuk tahun 2025 dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) tahun anggaran 2025.