Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2024 pada Senin (6/5/2024).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2024 mencapai 5,17% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Perkiraan tersebut menguat dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir 2023 yang sebesar 5,04% yoy, yang dipengaruhi oleh dorongan momentum Ramadan.
“Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh pergeseran bulan Ramadan, periode peningkatan permintaan secara musiman, dari kuartal kedua di tahun sebelumnya ke kuartal pertama di tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Sabtu (4/5/2024).
Josua menjelaskan, pergeseran bulan Ramadan yang jatuh pada kuartal pertama 2024 menyebabkan efek low-base, yang berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih tinggi.
Selain itu, peningkatan pengeluaran terkait dengan pemilihan presiden 2024 juga semakin mendorong pengeluaran pemerintah dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga, termasuk partai politik.
Baca Juga
Di sisi lain, Josua memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2024 akan terkontraksi sekitar 0,78% jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq), konsisten dengan pola musiman normalisasi pertumbuhan setelah liburan akhir tahun.
Berdasarkan komponen pengeluaran, Josua memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga kuartal I/2024 akan meningkat sejalan dengan permintaan musiman selama bulan Ramadan, bertepatan dengan pemberian tunjangan hari raya (THR).
Namun demikian, menurutnya konsumsi rumah tangga juga akan dibatasi oleh inflasi makanan yang lebih tinggi terkait dengan El Nino.
“Akibatnya, kami mengantisipasi bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan relatif flat di kisaran 4,68% yoy pada kuartal I/2024 dari kuartal IV/2023 yang tercatat sebesar 4,47% yoy,” jelasnya.
Lebih lanjut, pertumbuhan belanja pemerintah pada kuartal I/2024 diperkirakan meningkat karena adanya pelaksanaan Pemilihan Presiden 2024. Pengeluaran bantuan sosial juga meningkat untuk memitigasi dampak El Nino terhadap masyarakat rentan.
Dengan demikian, pertumbuhan belanja pemerintah pada kuartal I/2024 diperkirakan meningkat sebesar 8,77% yoy, naik tinggi dari kuartal sebelumnya 2,81% yoy.
Sementara itu, pertumbuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diperkirakan relatif kuat di kisaran 5,18% yoy dari kuartal sebelumnya 5,02% yoy. Kinerja investasi akan didukung oleh investasi pemerintah terkait dengan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan pengembangan Ibu Kota Baru.
Sebaliknya, Josua menilai, sektor swasta masih mengadopsi pendekatan wait and see yang dipengaruhi oleh ketidakpastian seputar pemilihan presiden.
Dia menambahkan, kegiatan ekspor dan impor diperkirakan akan melemah karena permintaan global yang lesu dan sikap hati-hati di kalangan produsen domestik terkait kegiatan investasi dan ekspansi selama tahun politik.