Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Tenaga Kerja, Apindo Ingin Pertumbuhan Berkualitas Bukan Sebatas Angka

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam menilai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas bakal tercermin dari banyaknya peneyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas mampu menyerap tenaga kerja, hingga meciptakan multiplier effect seperti pemasukan negara, hingga pajak, khususnya lewat sektor padat karya seperti manufaktur. /Bisnis-NH
Aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, belum lama ini. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas mampu menyerap tenaga kerja, hingga meciptakan multiplier effect seperti pemasukan negara, hingga pajak, khususnya lewat sektor padat karya seperti manufaktur. /Bisnis-NH

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menilai penyerapan tenaga kerja akan turut mengerek perekonomian Indonesia, serta memberikan multiplier effect bagi negara.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam mengatakan pemerintah bisa memperluas lapangan pekerjaan melalui Undang-Undang Cipta Kerja atau Ciptaker yang mampu meningkatkan lingkungan investasi di Indonesia.

“Kemudian yang paling penting adalah ke depan, pertumbuhan ekonomi itu bukan hanya angkanya, tapi kualitas pertumbuhan ekonomi,” katanya di Cakung, Jakarta Timur pada Rabu (1/5/2024).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas mampu menyerap tenaga kerja, hingga meciptakan multiplier effect seperti pemasukan negara, hingga pajak, khususnya lewat sektor padat karya seperti manufaktur. Selain itu, industri manufaktur juga bisa memberikan efek berganda, dan mampu berkontribusi hingga 20% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

“Kita harus banyak mengalokasikan waktu, tenaga, termasuk biaya untuk meningkatkan skill-nya ke depan, sehingga at least di ASEAN itu kita bisa compete,” kata Bob.

Di satu sisi, pria yang menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) itu juga menilai produktivitas tenaga kerja dari Indonesia yang menduduki peringkat lima di Asia Tenggara. Dia menyebut kondisi itu cukup memprihatinkan sebagaimana tercermin dari rilis Kantor Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Selain itu, peringkat daya saing Indonesia mengalami kenaikan peringkat ke posisi 34 dari total 64 negara di dunia, berdasarkan hasil riset World Competitiveness Ranking 2023.  Pada 2022, daya saing Indonesia masih berada pada posisi ke-44. 

Adapun, riset tersebut dilakukan oleh Institute for Management Development (IMD) Swiss dan Lembaga Management (LM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper