Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Ungkap Kunci Genjot Kinerja Investasi Manufaktur 2024

Apindo menyebutkan upaya untuk menggenjot kinerja investasi manufaktur pada 2024.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W. Kamdani. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengungkap peluang untuk menggenjot kinerja investasi manufaktur di Tanah Air yang diperkirakan semakin bergairah.

Berdasarkan data Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) investasi manufaktur tembus Rp567,1 triliun sepanjang 2023. Capaian tersebut menjngkat dari tahun sebelumnya Rp496,9 triliun.

Secara tahunan, realisasi investasi manufaktur kuartal I/2024 mencapai Rp161,1 triliun atau lebih tinggi dari kuartal I/2023 senilainRp139,3 triliun.

Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani mengatakan meski banyak faktor eksternal yang membebani kinerja investasi, tetapi peluang peningkatan realisasi terbuka lebar.

"Untuk tahun 2024, kami meyakini kinerja investasi Indonesia secara keseluruhan masih bisa lebih tinggi, termasuk kinerja investasi di sektor manufaktur," kata Shinta, Selasa (30/4/2024).

Kendati dia tak menampik ada banyak faktor eksternal yang membebani proyeksi penerimaan Foreign Direct Investment (FDI) ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Kondisi geopolitik yang memanas hingga ekonomi global yang melemah masih menjadi hambatan. Namun, dia meyakini RI dapat menarik investasi jika mampu menciptakan iklim usaha yang stabil dan semakin kondusif untuk kebutuhan penciptaan efisiensi dan daya saing di industri-industri terkait.

"Realisasi investasi di kuartal I-2024 ini kami yakini tidak terlepas dari dinamika pemilu yang menciptakan persepsi uncertainty berusaha/berinvestasi yang tinggi dan confidence berinvestasi yang relatif rendah di Indonesia," tuturnya.

Pascapemilu dan disahkannya Presiden dan Wakil Presiden terpilih maka persepsi tersebut dapat terkoreksi ke depannya, khususnya dengan transisi kepemimpinan tanpa konflik dan kebijakan reformasi struktural yang lebih market oriented, serta lebih konsisten/efektif dijalankan di lapangan.

"Kami meyakini sejauh kondisi-kondisi tersebut bisa diciptakan, investasi dari dalam dan luar negeri masih bisa ditingkatkan hingga akhir tahun," pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper