Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor Kontrak Kerja Sama Husky – CNOOC Madura Limited (HCML) masih mematangkan rencana pengajuan perpanjangan kontrak migas Selat Madura atau lebih dikenal dengan nama Madura Straits PSC.
HCML mengoperasikan 2.516 kilometer persegi PSC Selat Madura yang mencakup beberapa wilayah di Jawa Timur, termasuk Sumenep, Sampang, dan Pasuruan
Awalnya rencana pengajuan perpanjangan kontrak itu disampaikan HCML awal tahun ini kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Hanya saja, rencana itu belum kunjung terlaksana.
“Isu ini sedang dibicarakan internal stakeholder dengan masing-masing kantor pusat,” kata VP Operations HCML, Perkasa Sinagabariang saat dikonfirmasi, Rabu (24/4/2024).
Sebelumnya saat ditemui di Jawa Timur akhir tahun lalu, Perkasa menuturkan permohonan perpanjangan kontrak yang diajukan itu bakal berisi rencana eksplorasi lanjutan untuk menambah cadangan HCML selepas konsesi berakhir 2032 mendatang.
Dia menerangkan saat kontrak berakhir nantinya, potensi sumber daya gas Madura Strais PSC hanya tinggal seperempat dari hitung-hitungan saat ini yang berada di level 2 triliun kaki kubik (TCF).
Baca Juga
“Tentunya kalau kami tidak melakukan apa-apa itu di 2032 pada saat expired mungkin produksinya tinggal seperempat dari sekarang ya,” kata dia.
Di sisi lain, Perkasa memastikan, pihaknya bakal berkomitmen untuk mengerjakan eksplorasi lanjutan apabila otoritas hulu migas memberi izin perpanjangan kontrak yang diajukan nantinya.
Sebagai informasi, produksi puncak sales gas HCML saat ini sebesar 250 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dan merupakan yang terbesar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Dari tiga lapangan HCML, yakni lapangan BD, 2M (MDA-MBH), dan MAC, KKKS HCML menjadi produsen gas terbesar, secara persentase produksinya mencapai 30% dari total produksi gas di wilayah Jawa Timur,” kata dia.
HCML saat ini memiliki 3 lapangan utama yang telah berproduksi, yaitu Lapangan BD, Lapangan 2M, dan Lapangan MAC. Produksi Lapangan BD didukung oleh 3 fasilitas utama yaitu Anjungan Sumur Lepas Pantai (offshore Wellhead Platform/WHP), Gas Metering Station (GMS) yang terletak di kota Pasuruan, dan fasilitas Produksi Terapung, Penyimpanan, dan Pembongkaran (Floating Production, Storage, and Offloading/FPSO).
Lewat rencana pengembangan jangka panjang atau LTP HCML, Madura Straits diproyeksikan dapat menyentuh produksi gas puncak pada 2027 mendatang hampir mendekati 600 MMSCFD nantiya.
Selanjutnya pada saat kontrak berakhir di 2032, produksi diperkirakan menyentuh di level 500 MMSCFD. Sementara, produksi dari lapangan gas dari selat ini dipredisikan bakal berada di level 100 MMSCFD pada 2042 mendatang.
Seperti diberitakan sebelumnya, eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas di Selat Madura pada awalnya dioperasikan oleh Husky Oil Madura Limited (HOML).
Menyusul akuisisi saham HOML sebesar 50% oleh CNOOC Southeast Asia Limited, perusahaan tersebut berevolusi menjadi Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) pada 3 Oktober 2011.
Operasi PSC Selat Madura saat ini di bawah pengelolaan HCML. HCML dimiliki 40% oleh Husky Oil Madura Partnership, 40% oleh CNOOC Southeast Asia Limited, dan 20% oleh SMS Development Limited.
Husky Oil Madura Partnership adalah anak perusahaan dari Husky Energy Ltd., sebuah perusahaan energi terintegrasi yang berbasis di Kanada, yang beroperasi di Amerika Serikat dan kawasan Asia Pasifik.
Sementara itu, CNOOC adalah perusahaan minyak nasional besar di Cina yang berfokus pada eksploitasi, eksplorasi, dan pengembangan minyak dan gas alam di lebih dari 20 negara. Samudra Energy Limited adalah perusahaan hulu minyak dan gas independen yang memiliki bisnis inti eksplorasi, eksploitasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas di Indonesia.