Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyebut tidak terlibat dalam studi kelayakan (feasibility study) proyek perpanjangan Kereta Cepat hingga ke Surabaya, Jawa Timur.
EVP Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji memaparkan, peran KAI dalam studi kelayakan tersebut hanya sebagai rekanan atau counterpart untuk lembaga yang nantinya ditunjuk melakukan kajian tersebut. Dirinya juga menyebut belum ada arahan atau ajakan dari pemerintah kepada KAI untuk turut serta dalam kajian itu.
"Kita tidak ikut, tidak melibatkan diri [dalam studi kelayakan], lembaga yang mengkaji itu sudah ditentukan, kalau tidak salah dari CRDC [China Railway Design Corporation]. Mereka yang bertanggung jawab untuk semua studi terkait kereta cepat," kata Agus saat ditemui di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Agus menuturkan, selain menggarap studi kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, CRDC juga berpengalaman dalam merancang studi untuk proyek serupa di Laos. Dia mengatakan, studi yang dilakukan oleh CRDC salah satunya akan mengeluarkan perkiraan nilai proyek infrastruktur Kereta Cepat Jakarta Surabaya.
Dia menuturkan, peran KAI sebagai counterpart dalam kajian tersebut adalah merespons pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dilayangkan oleh CRDC dan pihak konsultan terkait lainnya.
Agus melanjutkan, pihaknya siap terlibat dalam proyek perpanjangan Kereta Cepat hingga Surabaya. Namun, dia mengingatkan pentingnya perancangan struktur biaya proyek ini agar dapat berjalan dengan optimal.
Baca Juga
"Yang penting struktur [biaya] proyeknya harus sesuai, supaya tidak membebani perusahaan," kata Agus.
Agus menambahkan, kajian-kajian terkait lainnya akan dilaksanakan oleh lembaga yang berbeda. Agus mencontohkan, survei terkait proyeksi jumlah penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang lalu digarap oleh Pusat Pengujian, Pengukuran, Pelatihan, Observasi dan Layanan Rekayasa Universitas Indonesia (POLAR UI).
"Kalau nilai proyek dan infrastrukturnya seperti apa itu nanti akan dikeluarkan CRDC," kata Agus.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendesak percepatan studi kelayakan proyek jalur Kereta Cepat hingga Surabaya.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi usai Presiden Jokowi menerima kunjungan kehormatan dari Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta pada Kamis (18/4/2024) pekan lalu.
Dia juga menekankan Jokowi turut membahas mengenai masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau WHOOSH serta mendorong adanya alih teknologi.
"Bapak Presiden [Jokowi] menilai perlu adanya percepatan penyelesaian studi kelayakan untuk perpanjangan trase [Kereta Cepat] ke Surabaya," katanya.