Bisnis.com, JAKARTA- PT Pupuk Indonesia (Persero) melaporkan kebutuhan gas untuk sektor pupuk diproyeksi akan meningkat hingga mencapai 1 miliar kubik per hari (Bscfd) atau 1.077 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd).
Adapun, kebutuhan gas tersebut bertambah dari periode 2027 sebesar 850 MMscfd, kemudian pada tahun 2029 meningkat hingga 951 MMscfd. Melonjaknya kebutuhan gas dikarenakan masihfnya proyek strategis Pupuk Indonesia di sejumlah wilayah.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan dari sekian banyak kebutuhan gas di sejumlah pabrik yang akan beroperasi pada tahun-tahun tersebut, pihaknya baru mengantongi kesepakatan dari hulu.
"Yang sudah confirm untuk tambahannya di Papua Barat, 112 MMBtu, kemudian yang lainnya kami sedang minta tambahan," kata Rahmad saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR RI, Rabu (3/4/2024) lalu.
Untuk diketahui, pada tahun 2027 kebutuhan gas Pupuk Indonesia sebesar 850 MMscfd untuk menyokong produksi di pabrik Pusri 3B yang menggantikan Pusri 3/4 serta untuk menopang operasional pabrik Soda Ash Bintang dan Gresik.
Pada 2029, pabrik Amurea di Papua Barat akan beroperasi sehingga kebutuhan gas kondisi akhir mencapai 951 MMscfd. Sedangkan pada 2030, kebutuhan gas meningkat lantaran beroperasinya PIM-3 dan Amurea 3 PKG, Pusri-1B, dan pabrik methanol di Aceh.
Baca Juga
"Tapi tadi disampaikan untuk di Selat Makassar itu ada North Canal yang produksinya besar, jadi nanti kebutuhan tambahan gas bisa terpenuhi," ujarnya.
Untuk PIM-3 di Aceh direncanakan akan beroperasi menggantikan PIM-1 yang dinilai tak lagi efisien. Untuk itu, terdapat kebutuhan gas sebesar 110 MMscfd guna memulai industri kimia berbasis methanol.
"Di PIM, meskipun waktunya masih agak panjang tapi ada prospek juga dari [blok] Andaman dan ini kita komunikasi terus," pungkasnya.
Hal ini telah diwanti-wanti sejak awal, pasalnya Pupuk Indonesia menghindari kendala pasokan gas yang saat ini tengah terjadi di 3 anak usaha nya yakni PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Pupuk Kujang Cikampek.
Kebutuhan gas untuk operasional tahun 2024 di ketiga anak usahanya itu belum terpenuhi secara keseluruhan. Dia berahap kebutuhan gas sebesar 853 MMscfd pada 2024 dapat segera terpenuhi. Realisasi hingga Maret ini baru mencapai 787 MMscfd.