Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Ramadan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Maret 2024 Melesat ke Level 53,05

Kenaikan nilai IKI bulan ini dipengaruhi oleh peningkatan indeks dari variabel persediaan produk sebesar 1,35 poin menjadi 55,63.
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja mengemas biji plastik usai dijemur di salah satu industri pengolahan limbah plastik di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Maret 2024 berada di level 53,05 atau meningkat 0,49 poin dari Februari lalu di angka 52,56. 

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif mengatakan kondisi tersebut menunjukkan produk industri pengolahan terserap optimal di pasar terutama pasar domestik pada momentum Ramadan 2024. 

"Momen Ramadan merupakan salah satu pendorong penyerapan produk industri dengan optimal, mengingat sejak awal tahun 2024 ketidakstabilan kondisi perekonomian global menekan pesanan dan produksi industri pengolahan Indonesia," kata Febri dalam keterangan resminya, Rabu (27/3/2024). 

Febri menjelaskan, kenaikan nilai IKI bulan ini dipengaruhi oleh peningkatan indeks dari variabel persediaan produk sebesar 1,35 poin menjadi 55,63. 

Selain itu, nilai IKI variabel pesanan baru juga mengalami peningkatan ekspansi sebesar 1,11 poin menjadi 54,25. Adapun, pesanan baru yang meningkat didorong stabilnya kondisi Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Sementara itu, variabel produksi mengalami kontraksi 1,12 poin turun ke level 49,33. Hal ini diduga terjadi karena keputusan produsen untuk menghabiskan persediaan produk yang menumpuk sejak akhir tahun 2023.

Febri menuturkan, kenaikan IKI dipengaruhi oleh peningkatan nilai IKI pada 15 subsektor industri pengolahan, serta adanya 4 (empat) subsektor yang berubah level menjadi ekspansi. 

Keempat subsektor tersebut di antaranya yaitu subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik; industri peralatan listrik, industri alat angkutan lainnya, dan industri pengolahan lainnya. 

“Dengan demikian, jumlah subsektor yang mengalami ekspansi menjadi 21 subsektor dengan kontribusi terhadap PDB tahun 2023 sebesar 96,20%," tuturnya. 

Di sisi lain, subsektor yang mengalami kontraksi adalah subsektor industri tekstil dan industri kayu, barang kayu dan gabus. 

Secara detail, Febri menerangkan bahwa subsektor dengan nilai ekspansi terbesar yaitu industri minuman walaupun mengalami penurunan sebesar 0,59 poin akibat penurunan nilai IKI produksi sebesar 3,49 poin. 

Disusul oleh industri makanan yang mengalami kenaikan nilai IKI sebesar 0,94 poin yang melampaui industri farmasi, obat kimia dan tradisional. 

Sedangkan, kenaikan nilai IKI terbesar dialami oleh beberapa subsektor, antara lain industri pengolahan lainnya sebesar 5,91 poin dikarenakan adanya peningkatan pesanan luar negeri dan domestik. 

Beberapa subsektor dengan peningkatan tertinggi yaitu industri alat angkutan lainnya sebesar 4,37 poin disebabkan peningkatan pesanan domestik, serta subsektor industri komputer, barang elektronik dan optik sebesar 4,02 poin didukung peningkatan produksi dan serapan produk ke pasar luar negeri dan domestik.

Secara umum, Febri memaparkan kondisi kegiatan usaha di bulan Maret 2024 sedikit menurun dibanding bulan Februari 2024. Hal ini terlihat dari persentase jawaban responden yang menjawab kondisi usahanya meningkat dan stabil, turun dari 76,8% menjadi 76,4%. 

Namun, optimisme pelaku usaha 6 bulan ke depan terus naik dari 71,0% menjadi 72,3%, nilai ini tertinggi sejak IKI dirilis. Subsektor industri kertas dan barang kertas memiliki optimisme tertinggi, diikuti industri pencetakan dan reproduksi media rekaman dan industri makanan. 

Beberapa faktor dominan optimisme pelaku usaha adalah adanya kebijakan/regulasi pemerintah pusat, kondisi ekonomi/pasar global juga kondisi ekonomi/pasar domestik yang lebih baik. 

"Selain itu, faktor musiman bulan Ramadan dan libur idulfitri mendatang juga mendukung naiknya optimisme para pelaku industri," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper