Bisnis.com, JAKARTA — Besarnya alokasi belanja energi yang digelontorkan pemerintah setiap tahunnya berdampak terhadap beban subsidi yang kian berat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kendati demikian, pemberian subsidi energi, terutama untuk BBM, LPG, dan listrik dinilai cukup ampuh meredam inflasi, pengangguran, hingga kemiskinan meskipun kondisi keuangan negara nyatanya menjadi tidak sehat.
Berita tentang program makan siang gratis ala Prabowo dan subsidi energi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini, Sabtu (17/2/2024). Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id
Berikut ini highlight Top 5 News Bisnisindonesia.id hari ini:
1. Program Makan Siang Gratis ala Prabowo dan Subsidi Energi
Hal ini pula yang kemudian menjadi sorotan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Prabowo disebut-sebut akan memangkas subsidi energi dan mengalihkannya untuk program makan siang gratis fase awal.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno menjelaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan strategi pengalokasian dana untuk program andalan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 dalam Pemilu 2024 tersebut.
Menurut Eddy, pemerintahan Prabowo akan memangkas subsidi energi dan mengalihkannya untuk program makan siang gratis. Meskipun nominalnya belum dia sebutkan, pengurangan subsdi rencananya dapat berlangsung akhir tahun ini.
Pengurangan subsidi itu, jelasnya, bisa dijalankan dalam 2—3 bulan setelah Prabowo menjabat sebagai presiden terpilih periode 2024—2029 pada Oktober 2024. Artinya, pengurangan subsidi dapat terjadi pada akhir 2024 atau Januari 2025.
2. Harapan Pengembang Masalah Perumahan Rakyat Dapat Tuntas di Tangan Prabowo–Gibran
Indonesia masih dihantui angka backlog hunian yang saat ini mencapai 12,7 juta unit rumah. Untuk diketahui, backlog adalah kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan oleh masyarakat. Backlog dihitung berdasarkan kebutuhan satu unit rumah untuk satu rumah tangga atau kepala keluarga (KK).
Jika persoalan kepemilikan hunian ini tak segera diselesaikan maka akan menjadi bom waktu. Diperkirakan angka backlog setiap tahunnya mengalami penambahan mencapai 700.000 hingga 800.000 keluarga baru.
Pemerintah memiliki mimpi mencapai zero backlog pada Indonesia Emas tahun 2045 mendatang. Untuk mencapai target tahun 2045 ini tentu perlu terobosan. Jika tidak, tahun 2045, pada saat Indonesia Emas, 100 tahun Indonesia merdeka, jumlah backlog diperkirakan dapat mencapai 25 juta unit atau 25 juta kepala keluarga tidak memiliki rumah.
Pasangan Prabowo–Gibran mencanangkan visi misi berupa 8 misi asta cita, 8 program hasil terbaik cepat, dan 17 program prioritas. Mengenai janji penyediaan rumah murah, diketahui merupakan salah satu dari 8 program hasil terbaik cepat. Di dalamnya tertulis melanjutkan pembangunan infrastruktur desa, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan menyediakan rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan.
Tak hanya itu, penyediaan rumah murah juga termasuk dalam 17 program prioritas pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu. Program prioritas itu menjamin rumah murah dan sanitasi untuk masyarakat desa serta rakyat yang membutuhkan.
Capres nomer urut 2 Prabowo Subianto mengatakan ingin membangun 3 juta rumah apabila berhasil terpilih dalam Pemilu 2024. Sebaran pembangunan 3 juta tersebut meliputi di daerah desa sebanyak 1 juta rumah, perkotaan 1 juta rumah, dan pesisir 1 juta rumah. Janji pembangunan rumah itu termasuk ke dalam salah satu rencana besar yang dia usung bersama pasangannya, Gibran Rakabuming Raka, yang diberi nama Strategi Transformasi Bangsa. Strategi Transformasi Bangsa bertujuan meningkatkan kemakmuran bangsa dan memperbaiki kualitas hidup manusia Indonesia.
3. Titik Terang Divestasi Saham Vale (INCO)
Kepastian mengenai keputusan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) sebagai salah satu syarat perpanjangan kontrak tambang nikel perusahaan asal Brasil itu di Tanah Air akhirnya menemukan titik terang.
Kesepakatan harga 14% saham yang menjadi tahapan penting dalam proses transaksi sisa kewajiban divestasi INCO tersebut tinggal menyelesaikan proses administrasi saja.
Dengan kata lain, negosiasi antara pemerintah melalui PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID dan para pemegang saham INCO, yakni Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. sudah mencapai kata sepakat.
Kendati tidak secara gamblang menyebutkan besaran harga saham yang disepakati, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memastikan bahwa harga pelepasan saham INCO tersebut berada di bawah harga pasar saat ini.
Dengan tercapainya kesepakatan harga tersebut, menurut Arifin, negosiasi terkait dengan divestasi INCO telah rampung seluruhnya. Dalam beberapa hari ke depan, imbuhnya, diharapkan proses administrasi transaksi jual beli saham sekaligus perpanjangan kontrak INCO dapat dituntaskan.
Sebagai gambaran, INCO memiliki kewajiban mendivestasikan minimal 51% sahamnya kepada pihak Indonesia sebagai syarat peralihan menjadi IUPK sebelum berakhirnya kontrak karya pada 29 Desember 2025.
4. Menyambut Pertarungan Baru Mobil Niaga Ringan Blind Van
Mitsubishi Motors kembali masuk ke segmen kendaraan niaga ringan. Kali ini, merek yang sempat menjadi penguasa terbesar ketiga pasar pikap tersebut membuat gebrakan dengan mobil blind van baterai listrik.
Rencana kembalinya Mitsubishi Motors di segmen kendaraan niaga ringan bukanlah hal baru. Setidaknya, pabrikan Jepang tersebut telah memulai Proof of Concept (POC) Minicab MIEV sejak 2020.
Pabrikan merek Jepang tersebut kemudian mengumumkan dimulainya perakitan lokal atas atas calon jagoannya itu pada Desember 2023. Lalu, pameran IIMS 2024, 15 Fabruari, dijadikan momentum dimulainya penjualan L100 EV, nama Indonesia untuk Minicab MIEV.
Oleh karena itu pula, ia meyakini bahwa model tersebut dapat diserap dengan baik oleh pasar di Indonesia, yang membutuhkan kendaraan operasional untuk mendukung bisnisnya, terutama konsumen fleet.
Produksi Mitsubishi L100 EV telah dimulai pada Desember 2023 di fasilitas perakitan Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia (MMKI) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, dan sekaligus menandakan produksi model ini pertama kalinya di luar Jepang.
Sebelumnya Mitsubishi Motors bersama MMKSI telah melakukan aktivitas Proof of Concept (POC) di Indonesia bersama dengan beberapa partner dari perusahaan yang bergerak dibidang logistik dan jasa sejak 2020.
Hasilnya disimpulkan bahwa Mitsubishi L100 EV mampu mengakomodasi kebutuhan dukungan operasional sehari-hari.
Dengan ukuran yang ringkas dengan kemudahan pengendaraan – termasuk turning radius yang kecil; electric power steering & A/T transmission; performa yang baik di jalan; suspensi yang nyaman; serta terdapat air conditioner (AC) yang mendukung kenyamanan.
5. Resesi di Jepang Buktikan Ekonomi Terus Alami Kemunduran
Jepang kehilangan posisi sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah terjebak dalam lubang resesi yang disebabkan oleh lemahnya konsumsi.
Kantor Kabinet Jepang pada Kamis (15/2/2024) melaporkan produk domestik bruto (PDB) secara tahunan telah berkontraksi sebesar 0,4% pada kuartal IV/2023, setelah revisi penurunan sebesar 3,3% pada kuartal sebelumnya.
Pelemahan ekonomi telah terjadi dalam dua kuartal berturut-turut setelah pada periode Juli-September PDB turun 2,9%.
Adapun, hal ini dinilai tak terduga. Hanya satu dari 34 ekonom yang disurvei yang menunjukkan adanya kontraksi pada kuartal tersebut, dengan konsensus pertumbuhan sebesar 1,1%.
Konsumsi pribadi yang berkontribusi terhadap separuh perekonomian menunjukkan penurunan hingga 0,9% secara tahunan pada kuartal IV/2023. Hal ini diakibatkan oleh tingginya harga makanan, bahan bakar, dan lainnya.
Dengan kondisi ini, Jerman akhirnya menggeser posisi Jepang menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketiga dengan total PDB Jerman senilai US$4,5 triliun, dibandingkan Jepang US$4,2 triliun. Jepang sempat menduduki posisi ekonomi terbesar kedua hingga akhirnya kalah dari China pada 2010.
Ekonom di Norinchukin Research Takeshi Minami mengatakan bahwa hal ini menjadi tantangan bagi bank sentral Negeri Sakura tersebut.