Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Distribusi Beras Diminta Dipercepat, Antisipasi Stok Langka Saat Lebaran

Peritel menilai percepatan distribusi beras dapat mengurangi risiko beras langka sat lebaran
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Trans Retail Indonesia meminta pemerintah untuk mempercepat penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) ke ritel-ritel modern untuk meredam tingginya harga komoditas ini, khususnya saat lebaran

HR & Corporate Communications Director Transmart Satria Hamid menyampaikan, pemerintah melalui Perum Bulog sudah mulai menggelontorkan beras SPHP sejak beberapa waktu lalu.

“Makanya kita minta percepatan itu untuk bisa didistribusikan di seluruh toko-toko ritel modern yang lain karena kita adalah toko modern yang taat aturan pada HET itu sendiri,” ujar Satria kepada Bisnis, Jumat (16/2/2024).

Ritel-ritel modern seperti Transmart sendiri terpaksa membatasi pembelian kepada konsumen maksimal 5 kilogram beras SPHP untuk menjaga stok beras, lantaran terjadi kelangkaan pasokan.

Pihaknya juga mendorong pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap harga eceran tertinggi (HET) beras di ritel modern yang ditetapkan sebesar Rp13.900 per kilogram. Pasalnya, beras yang diterima peritel dari pemasok telah melampaui HET yang disyaratkan.

Satria juga mengharapkan, pengawasan dan HET tidak hanya diberlakukan di ritel modern, tapi juga harus menyentuh general trade atau pasar tradisional. 

Sementara itu, menyambut Ramadan dan Lebaran, Transmart sudah melakukan sejumlah persiapan sejak empat bulan lalu untuk memastikan kebutuhan pokok dan penting lainnya tersedia selama periode ini. 

Namun, dia merekomendasikan kepada pemerintah untuk melakukan operasi pasar lantaran harga-harga bahan pokok dan penting telah melonjak naik jauh sebelum memasuki periode Ramadan dan Lebaran.

“Itu kan bukan kita tapi pemerintah, jadi pemerintah hadir disitu melindungi konsumennya untuk meningkatkan daya beli,” ujarnya.

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sebelumnya sempat mengeluh kesulitan mendapat pasokan beras jenis premium lokal kemasan 5 kilogram. 

Ketua Umum Aprindo Roy N. Mandey mengungkapkan, produsen saat ini telah mengerek naik harga belinya. Pasalnya, masa panen padi diperkirakan berlangsung pada Maret 2024 dan impor beras belum masuk sepenuhnya. Tidak seimbangnya pasokan dan permintaan ini telah memicu melonjaknya harga beras pada pasar ritel dan pasar rakyat. 

“Peritel mulai kesulitan mendapatkan suplai beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram,” kata Roy dalam keterangan tertulisnya. 

Untuk menghindari kekosongan dan kelangkaan bahan pokok pada gerai ritel modern, Aprindo meminta pemerintah merelaksasi harga eceran tertinggi (HET) dan harga acuan atas komoditas bahan pokok dan penting seperti beras, minyak goreng, hingga gula untuk periode tertentu. Dengan begitu, peritel dapat terus membeli, menyediakan, dan menjual kebutuhan pokok dan penting bagi masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper