Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, mengundang sejumlah negara termasuk Turki untuk pengembangan budidaya komoditas tuna di Indonesia.
Trenggono mengungkapkan, Indonesia setiap tahunnya mampu menangkap hingga 334.000 ton tuna. Sayangnya, Indonesia belum mampu untuk melakukan budidaya tuna. Padahal, budidaya diperlukan untuk menjaga populasi ikan dan keberlangsungan sektor perikanan.
“Ini salah satunya kita undang dari Turki investasi di Indonesia karena kita bersyukur Indonesia itu ada tiga jenis tuna, sirip biru, sirip kuning, dan mata besar,” kata Trenggono dalam Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024, Senin (5/2/2024).
Trenggono mengungkapkan, Turki dalam waktu dekat akan merealisasikan investasinya di Biak, Papua. Kendati begitu, dia belum bisa mengungkapkan secara pasti berapa nilai investasi yang dikucurkan Turki.
Di sisi lain, dia mengakui Indonesia sedikit tertinggal dari negara-negara lain seperti Eropa, Amerika Serikat, Kanada, dan Australia dalam hal budidaya perikanan.
Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya untuk mendorong budidaya perikanan di Indonesia, dengan mendatangkan investor dari luar negeri.
Baca Juga
Apalagi, kata dia, komoditas tuna memiliki pasar yang sangat besar, bahkan diperkirakan mencapai US$730 miliar pada 2030, menurut sebuah riset.
“Harapan kami dalam arti lima tahun kedepan Indonesia harusnya bisa sangat kuat di sektor budidaya dan bisa kuasai berbagai jenis seperti udang, lobster, kepiting, rumput laut,” ujarnya.
Adapun, dalam kesempatan ini, Trenggono juga mengundang perwakilan duta besar yang ada untuk berinvestasi di Indonesia.
Beberapa potensi dan peluang investasi di bidang kelautan dan perikanan di antaranya usaha pengolahan rumput laut di Wakatobi, industri pengolahan udang terintegrasi di Kebumen, industri pengolahan udang di Cilacap, budidaya rumput laut di Takalar, pembenihan nila salin di Pati, budidaya dan pasca panen udang vaname di Lampung Timur, budidaya udang di Sumbawa Barat, serta perikanan tangkap terintegrasi dan pengolahannya di Maluku Tengah.
“Kami berharap peluang investasi ini bisa dimanfaatkan seluas-luasnya oleh seluruh investor untuk bersama-sama berkontribusi dalam rangka mewujudkan industri kelautan perikanan Indonesia yang maju, tangguh, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.