Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Kena 19%, Eksportir Tuna Tunggu Kepastian Tarif Trump ke Thailand-Vietnam

Indonesia menunggu keputusan tarif AS terhadap negara pesaing setelah tarif impor tuna diturunkan dari 32% ke 19%. ASTUIN pertimbangkan pasar alternatif.
PT Perikanan Indonesia (Perindo) mencatat lonjakan permintaan produk perikanan hingga 30% selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2024 - Dok. Perindo
PT Perikanan Indonesia (Perindo) mencatat lonjakan permintaan produk perikanan hingga 30% selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2024 - Dok. Perindo

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Tuna Indonesia (ASTUIN) tengah menunggu hasil perundingan tarif antara Amerika Serikat dengan beberapa negara mitra dagang lainnya usai Presiden Donald Trump menurunkan tarif impor produk Indonesia dari 32% menjadi 19%.

Ketua ASTUIN Saut Hutagalung menyampaikan, dunia usaha saat ini tengah menanti kesepakatan tarif yang bakal diberlakukan AS terhadap negara eksportir lain terutama Thailand, Vietnam, Meksiko, dan Ekuador, untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi dampak tarif AS terhadap produk asal Indonesia.

“Ini baru dari sisi tarif bea masuk,” kata Saut kepada Bisnis, dikutip Minggu (20/7/2025).

Selain melihat dari sisi tarif bea masuk, Saut menyebut bahwa pihaknya perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat menurunkan daya saing, di antaranya, kemudahan perizinan hingga beban biaya yang ditanggung oleh pelaku usaha.

Untuk itu, Saut menilai pasar alternatif menjadi penting dalam menghadapi kondisi ini. Saat ini, Saut menyebut bahwa asosiasi menunggu penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Dia mengharapkan dengan diselesaikannya perjanjian ini, tarif bea masuk ke pasar Uni Eropa dapat dihapus, atau paling tidak diturunkan. Dengan begitu, produk ikan tuna Indonesia lebih kompetitif.

Dalam catatan Bisnis, Presiden AS Donald Trump melalui media sosialnya mengumumkan bahwa AS telah merampungkan kesepakatan dengan Indonesia, terkait tarif impor. 

Melalui kesepakatan ini, Trump akan mengenakan tarif impor sebesar 19% terhadap barang-barang asal Indonesia yang masuk ke AS. Sebaliknya, AS tidak akan membayar tarif apa pun kepada Indonesia alias bebas dari tarif dan hambatan non-tarif sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan AS-Indonesia.   

Presiden dari Partai Republik itu menyatakan kesepakatan ini membuka seluruh pasar Indonesia bagi Negara Paman Sam untuk pertama kalinya dalam sejarah.  

Perinciannya, Indonesia akan mengimpor energi dari AS senilai US$15 miliar atau sekitar Rp244,56 triliun (asumsi kurs Rp16.304 per dolar AS).  

Selain itu, pemerintah Indonesia juga akan mengimpor produk pertanian Amerika senilai US$4,5 miliar atau sekitar Rp73,36 triliun.  Trump menambahkan bahwa Indonesia juga bakal mengimpor 50 pesawat Boeing yang mayoritas merupakan tipe Boeing 777. 

“Sebagai bagian dari perjanjian ini, Indonesia telah berkomitmen untuk membeli energi Amerika senilai US$15 miliar, produk pertanian Amerika senilai US$4,5 miliar, dan 50 pesawat Boeing, banyak diantaranya tipe [Boeing] 777,” kata Trump, dikutip pada Rabu (16/7/2025). 

Menurutnya, AS untuk pertama kalinya memiliki akses secara penuh bisa mengekspor produk peternak, petani, dan nelayan ke Indonesia.  

“Untuk pertama kalinya, peternak, petani, dan nelayan kita akan memiliki akses penuh dan total ke pasar Indonesia yang berjumlah lebih dari 280 juta jiwa,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro