Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Perikanan RI Terancam Tarif Trump, Pasar Asia & Eropa Jadi Incaran

KKP tengah mengupayakan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif AS terhadap ekspor perikanan Indonesia.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono tiba di kediaman Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (14/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah mengupayakan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor perikanan Indonesia.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, pemerintah akan membuka pasar baru, mengingat pangsa pasar ekspor perikanan ke AS cukup besar.

“Ya pertama harus membuka ruang pasar baru,” kata Trenggono ketika ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2024).

Trenggono mengatakan, Indonesia membidik sejumlah negara untuk mengalihkan ekspor produk perikanan dari AS. Negara-negara itu utamanya di kawasan Asia dan Eropa.

Dia mengatakan, Presiden Prabowo Subianto juga tengah melakukan kunjungan kerja ke sejumlah negara, salah satunya Brussel untuk menjajaki potensi kerja sama di antara kedua negara dalam berbagai bidang.

“[Kita bidik pasar] Asia, Eropa. Kan Kemarin Pak Presiden sudah ke Brussel,” ujarnya.

Selain membuka pasar baru, Trenggono menyebut bahwa KKP berupaya untuk memperkuat pasar dalam negeri. Dengan begitu produksi ikan Indonesia dapat terserap dengan baik.

Merujuk data KKP AS menjadi negara tujuan utama ekspor produk perikanan di 2024. Nilai ekspor ke Negeri Paman Sam mencapai US$1,90 miliar atau 31,97% dari total ekspor perikanan Indonesia di 2024. 

AS juga tercatat menjadi negara tujuan utama ekspor udang Indonesia yakni 63% dari total volume ekspor udang di 2024 yang mencapai 214.575 ton. Disusul Jepang 15%, China dan Asean 6%, Uni Eropa 4%, serta Rusia, Taiwan, dan Korea 1%.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo sebelumnya menyampaikan, tarif yang ditetapkan Trump sangat membebani pelaku usaha di sektor perikanan. Pasalnya, margin dari industri pengolahan perikanan maupun eksportir perikanan di bawah 5%.

“Kalau kami potong harga, di hulu, para petambak atau para nelayan juga tidak akan sanggup untuk menanggung 32% pergerakan margin yang besar tadi untuk tarif tadi,” kata Budhi kepada Bisnis, Senin (7/4/2025).

Melihat kondisi ini, pelaku usaha khawatir kebijakan tarif Trump akan membuat industri perikanan Tanah Air berhenti beroperasi lantaran tingginya tarif.

“Saya sangat khawatir, sangat mungkin bisa terhenti dengan adanya tarif ini. Kami tidak berani kerja,” ungkap Budi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper