Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INA Rekrut Eks Petinggi Blackrock Christopher Ganis Jadi Direktur

Indonesia Investment Authority (INA) merekrut mantan eksekutif BlackRock Inc. yakni Christopher Ganis sebagai Direktur Pelaksana Investasi.
INA merekrut mantan eksekutif BlackRock Inc. yakni Christopher Ganis untuk menduduki posisi sebagai Direktur Pelaksana Investasi  - Dok. Linkedin
INA merekrut mantan eksekutif BlackRock Inc. yakni Christopher Ganis untuk menduduki posisi sebagai Direktur Pelaksana Investasi - Dok. Linkedin

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Investment Authority (INA) merekrut mantan eksekutif di manajer aset terbesar dunia, BlackRock Inc. yakni Christopher Ganis untuk menduduki posisi sebagai Direktur Pelaksana Investasi INA.

Dikutip dari Bloomberg, Senin (5/2/2024) pengangkatan Ganis menjadi langkah INA untuk dapat meningkatkan pinjaman langsung di pasar dengan nilai US$1,7 triliun atau setara dengan Rp26.720 triliun. Adapun, Ganis sebelumnya merupakan Head of Private Credit BlackRock di Indonesia.

Dengan posisi tersebut, Ganis akan bertanggung jawab atas investasi dalam solusi modal hibrida, termasuk kredit swasta.

Dalam sebuah wawancara, Ganis mengatakan bahwa target penyaluran pendanaan berkisar antara US$75 juta hingga US$750 juta.

Adapun, peminjam tidak harus perusahaan Indonesia, tapi tujuan pendanaannya dipastikan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia.

SWF Indonesia merupakan salah satu investor yang memasukkan banyak sumber daya ke pasar kredit swasta dan menjadi daya tarik. Sebab, tidak sedikit perbankan menarik kembali utangnya karena perubahan peraturan dan baru-baru ini di tengah kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi.

Ganis menyebutkan INA akan terbuka terhadap peluang pendanaan bersama dengan dana kredit swasta global regional, serta dana kekayaan negara lainnya.

"Bank dapat menyediakan likuiditas untuk ukuran tiket yang lebih kecil di bawah US$75 juta, dan ketika Anda melampaui ukuran tertentu, pasar obligasi siap untuk mendapatkan pendanaan," ujarnya, dikutip dari Bloomberg.

Namun, dia menegaskan bahwa pasar obligasi mungkin tutup dari waktu ke waktu. Dengan alasan apa pun penutupan pasar obligasi, dapat menjadi peluang bagus untuk INA ikut serta.

Menurut Ganis, dalam bisnis modal hibridanya, INA akan fokus pada sektor-sektor yang mendukung kebijakan lokal, regional, atau global. Dana tersebut juga akan menyasar proyek-proyek yang mendorong masuknya modal ke Indonesia, seperti transportasi dan logistik, layanan kesehatan, digitalisasi, dan energi ramah lingkungan.

Sebelumnya, Sovereign Wealth Fund telah menangani transaksi kredit swasta. Pada 2022, INA bergabung dengan investor termasuk BlackRock Inc. dan Allianz Global Investors untuk memberikan fasilitas senilai $300 juta kepada startup Indonesia, Traveloka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper