Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melampirkan dua nama yang akan menjadi dewan pengawas (dewas) unsur profesional Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau dikenal sebagai Indonesia Investment Authority (INA).
Dua nama usulan calon anggota Dewas tersebut tercantum dalam surat R-56/Pres/10/2023 tanggal 25 Oktober 2023 yang diserahkan Jokowi ke DPR.
Pertama, petahana dewas LPI yang sekaligus telah habis masa jabatannya per 22 Januari 2024 yakni Haryanto Sahari. Dirinya diketahui saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank Permata Tbk. (BNLI).
Kedua, Ancella Anitawati Hermawan yang merupakan Anggota Komite Audit PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP).
Sebagaimana mandat UU Cipta Kerja dan PP No. 74/2020 mengenai LPI, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebagai ketua merangkap anggota, melakukan konsultasi kepada DPR terkait dua nama calon tersebut.
“Kemarin, saya ditemani Pak Suahasil dan Pak Tiko [Wamen BUMN] selaku wakil Panitia Seleksi Dewan Pengawas LPI berjumpa dengan Ketua DPR Bu Puan Maharani untuk berkonsultasi mengenai pergantian anggota Dewas LPI dari unsur profesional,” ungkapnya dalam unggahan resmi, Jumat (26/1/2024).
Baca Juga
Adapun dari tiga dewas unsur profesional saat ini, hanya satu orang yang masa jabatannya habis pada 2024, yakni Haryanto Sahari. Dengan demikian, dari dua nama yang diusulkan, hanya satu yang akan maju sebagai dewas INA.
Sementara dua petahana dewas lainnya, yakni Yozua Makes akan habis masa jabatannya pada 2025, sedangkan Darwin Cyril Noerhadi akan habis masa jabatannya pada 2026.
Untuk diketahui, LPI merupakan salah satu kendaraan pemerintah dalam menjalankan pembangunan dengan tata kelola yang baik dan mengutamakan sustainabilitas. Oleh karenanya, LPI yang terdiri dari Dewas dan Dewan Direktur haruslah diisi oleh orang yang benar - benar kompeten di bidangnya.
“Semoga seluruh proses pemilihan Dewas LPI dapat meningkatkan kinerja LPI dalam menjalankan misi besarnya sebagai Sovereign Wealth Fund [SWF] yang dimiliki oleh bangsa kita..!” ujar Sri Mulyani.
Adapun, tugas dewas melakukan seleksi dan pengangkatan dewan direktur yang bertanggung jawab dalam melaksanakan operasionalisasi LPI.
Selain itu, dewan pengawas LPI juga bertugas untuk menyusun pengaturan dasar-dasar pengelolaan LPI, sebagai landasan bagi kegiatan operasional lembaga tersebut.
Bisnis mencatat, penempatan modal oleh INA sepanjang 2022 terpantau meningkat, terutama dana yang dipupuk ke dalam instrumen ekuitas, yakni dari Rp3,24 triliun pada 2021 menjadi Rp10,83 triliun pada 2022 atau naik sebesar 234,25%. Sementara itu, kinerja 2023 belum dipublikasikan.
Sebagai perbandingan, laba bersih INA pun melesat 1.026% dari Rp231 miliar pada 2021 menjadi Rp2,6 triliun pada tahun lalu.
Sementara itu, total aset INA hampir Rp100 triliun atau tepatnya Rp99,85 triliun pada akhir 2022. Total aset tersebut meningkat sebesar 26,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari posisi aset pada 2021 sebesar Rp79,22 triliun.