Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INA Gandeng Investor Belanda & Abu Dhabi Investasi Jalan Tol di RI

INA menggandeng investor Belanda dan Abu Dhabi untuk investasi jalan tol di Indonesia melalui PT Rafflesia Investasi Indonesia, fokus pada ekspansi proyek brownfields.
Chief Risk Officer Indonesia Investment Authority (INA) Thomas Sugiarto Oentoro (tengah), Chief Investment Officer INA Christopher Ganis (kanan), dan Director of Investment INA Johan Batubara memberikan keterangan saat Diskusi Pakar Sovereign Wealth Fund (SWF) di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (24/7/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Chief Risk Officer Indonesia Investment Authority (INA) Thomas Sugiarto Oentoro (tengah), Chief Investment Officer INA Christopher Ganis (kanan), dan Director of Investment INA Johan Batubara memberikan keterangan saat Diskusi Pakar Sovereign Wealth Fund (SWF) di kantor redaksi Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (24/7/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia Investment Authority (INA) menggandeng investor Belanda dan Abu Dhabi sebagai mitra investasi pada sektor jalan tol di Indonesia.

Chief Investment Officer 2 INA, Christopher Ganis menjelaskan bahwa INA telah membentuk konsorsium bersama dengan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) dan APG Asset Management N. V. yang merupakan investor dana pensiun asal Belanda.

Lewat kerja sama tersebut, INA membentuk entitas bisnis yakni PT Rafflesia Investasi Indonesia (RII). Di mana, saat ini perusahaan tersebut memiliki konsesi pengelolaan pada 4 ruas Tol Trans Jawa hingga Trans Sumatra.

"Dengan ADIA dari Abu Dhabi, dan APG dari Belanda, itu kita membuat suatu platform yang bernama PT Rafflesia, dan dari PT itulah kita membuat investasi-investasi ke beberapa ruas jalan tol di Jawa dan Sumatra," kata Ganis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Christopher menjelaskan, ke depan pihaknya masih akan fokus melakukan ekspansi bisnis tol pada proyek brownfields. Dia menjelaskan, pihaknya masih melakukan kalkulasi untuk melakukan akuisisi jalan tol pada ruas lainnya.

Senada, Chief Risk Officer INA, Thomas Oentoro menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya belum berencana untuk melakukan development proyek jalan tol. Alasannya, hal itu dilakukan sejalan dengan bisnis utama INA.

"Skill kita tuh kan bukan developing, skill kita adalah memberikan kapital kepada yang punya project atau pun yang bisa menjalankan project untuk bisa generate yang namanya income buat kita," tambahnya.

Saat dikonfirmasi ruas mana saja yang dalam rencana diakuisisi oleh INA, Thomas enggan merinci. Pasalnya, hal tersebut masih dalam proses penjajakan.

"Semua proyek yang mungkin mau diinvestasi kan mesti ada test-testnya. Apakah it has attractive economic return, apakah memang konsesinya mencukupi atau tidak jadi banyak hal itu yang harus dikaji dulu saya nggak bisa komentar," imbuhnya.

Untuk diketahui, INA bersama konsorsium Abu Dhabi dan Belanda membentuk PT Rafflesia Investasi Indonesia usai melakukan akuisisi pada sejumlah ruas tol di Indonesia.

Adapun saat ini, PT RII mengelola empat ruas tol di Indonesia. Di antaranya, Jalan Tol Kanci - Pejagan, Jalan Tol Pejagan - Pemalang, dan Jalan Tol Bakauheni - Terbanggi Besar dan Tol Medan - Binjai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro