Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Hulu Energi Anggarkan Capex 2024 Rp89,9 Triliun, Untuk Apa Saja?

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2024 sebesar US$5,7 miliar atau setara dengan Rp89,96 triliun.
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi. Istimewa/SKK Migas
Fasilitas produksi Pertamina Hulu Mahakam, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Subholding Upstream PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$5,7 miliar atau setara dengan Rp89,96 triliun (asumsi kurs Rp15.783 per dolar AS) pada rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2024. 

Besaran belanja modal itu sama dengan alokasi anggaran tahun 2023dengan asumsi tahun lalu PHE mengalokasikan dana yang cukup intensif untuk mengambil alih 35% hak partisipasi Shell Upstream Overseas Services (I) Limited (SUOS), anak usaha Shell plc di proyek LNG Abadi Blok Masela.  

Dengan nilai divestasi mencapai US$650 juta atau setara dengan Rp9,75 triliun, Pertamina menggengam hak partisipasi 20% dan sisanya dipegang perusahaan migas raksasa Malaysia, Petroliam Nasional Berhad atau Petronas sebagai mitra konsorsium.

“Tahun lalu ada Masela sehingga sebagian Capex untuk ke situ, tahun ini tentu jika kita bicara target harus lebih baik, sesuai dengan target pemerintah 1 juta barel minyak per hari di 2030,” kata VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso saat dihubungi, Rabu (31/1/2024). 

Lewat capex yang tetap kokoh untuk PHE itu, Fadjar menargetkan produksi untuk minyak tahun ini bisa naik ke level 627.000 barel minyak per hari (bopd) atau lebih besar 7% dari prognosa 2023. 

Sementara itu, kata Fadjar, target untuk produksi gas diharapkan menyentuh di angka 2.769 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) atau naik 3% dari prognosa tahun sebelumnya. 

“RKAP untuk upstream US$5,7 miliar karena kita tetap fokus pada peningkatan produksi untuk mencapai target produksi dan untuk menjaga ketahanan energi nasional,” kata dia. 

Adapun, capex pada 2024 ini naik 78,12% bila dibandingkan dengan realisasi anggaran sepanjang 2022 yang berada di angka US$3,2 miliar atau setara dengan Rp48,47 triliun. 

Sepanjang 2023, porsi anggaran PHE terlihat agresif untuk melakukan merger dan akuisisi dengan alokasi US$1,5 miliar atau sekitar Rp23,67 triliun. Di sisi lain, realisasi anggaran yang digunakan untuk merger dan akuisisi pada 2021 dan 2022 hanya berada di angka masing-masing US$41 juta dan US$27 juta. 

Seperti diberitakan sebelumnya, PHE sempat memproyeksikan produksi minyak mentah domestik hingga akhir 2023 hanya berada di level 417.000 bopd, tidak berbeda dibandingkan realisasi sepanjang 2022. 

Adapun, outlook produksi minyak dalam negeri akhir tahun 2023 jauh lebih rendah dari target produksi di dalam RKAP 2023 yang dipatok mencapai 442.000 bopd. 

Secara keseluruhan, target produksi minyak pada RKAP 2023 ditetapkan sebesar 595.000 bopd, dengan asumsi tambahan produksi dari aset luar negeri sebanyak 139.000 bopd.  

“Kita proyeksikan akhir tahun ini kita tumbuhnya 0%, 417.000 [barel per hari], dikarenakan memang ada sedikit kendala integrity di OSES [Offshore Southeast Sumatera] maupun ada penurunan dari blok produksi yang tidak kita operasikan, kita bukan sebagai operator, yaitu Blok Cepu,” kata Direktur Utama PHE Wiko Migantoro saat RDP dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta, dikutip Rabu (22/11/2023).

Namun, Wiko memproyeksikan produksi minyak dari aset luar negeri bakal tumbuh signifikan pada akhir tahun ini. Dia memperkirakan produksi dari aset internasional dapat mencapai 151.000 bopd, hampir dua kali lipat dari realisasi produksi sepanjang 2022 di level 97.000 bopd. 

Dengan demikian, proyeksi produksi minyak sampai akhir tahun dipatok di angka 568.000 bopd atau naik 10% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar 514.000 bopd.  

“Ini sebagian besar datang dari Timur Tengah dari tambahan hak partisipasi kita di Irak dan penambahan produksi kita di Algeria,” kata dia.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper