Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM China Serukan Dunia Hilangkan Hambatan Perdagangan

PM China mengatakan bahwa perlunya menghilangkan hambatan persaingan dan perdagangan untuk mengatasi tantangan global.
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen./Reuters
Bendera China dikibarkan di lapangan Tiananmen./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan bahwa dunia perlu menghilangkan hambatan persaingan dan perdagangan untuk mengatasi tantangan global.

Hal tersebut Li katakan dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos pada Selasa (16/1/2024). Dia mengklaim bahwa persaingan yang sehat merupakan kunci untuk meningkatkan kerja sama dan inovasi. 

Dalam pidatonya, Li menyoroti kesenjangan yang semakin besar antara Utara [Eropa dan Amerika] serta negara di Selatan. Menunutnya kesenjangan antar dua belahan dunia semakin akut. Untuk pemerataan dia menekankan perlunya kerjasama dalam pembangunan. 

Adapun, ia juga menekankan bahwa dunia perlu menghilangkan hambatan persaingan dan bekerja sama dalam strategi lingkungan hidup dan pertukaran ilmiah internasional. Ia juga menyoroti pentingnya menjaga rantai pasokan global tetap stabil dan lancar. 

Selain itu, Li di depan para pemimpin bisnis di Forum Ekonomi Dunia juga mengatakan bahwa perekonomian China telah pulih dan meningkat, tumbuh sekitar 5,2% di atas target resmi sekitar 5%. Angka tersebut dikonfirmasi lewat Data Statistik Nasional China pada Rabu hari ini (17/1).

Ia juga mengatakan bahwa China berkomitmen untuk membuka perekonomiannya dan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk berbagi peluang. Menurutnya, berinvestasi di negaranya bukanlah sebuah risiko, melainkan sebuah peluang. 

Terkait tawaran China yang menyatakan negaranya terbuka untuk bisnis telah ditanggapi dengan skeptisisme di beberapa dewan, menimbang undang-undang anti-spionase yang lebih luas, penggerebekan terhadap perusahaan konsultan dan perusahaan uji tuntas, serta larangan keluar. 

Dunia usaha juga khawatir mengenai pengetatan peraturan di China dan persaingan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan milik negara. 

Di lain sisi, dalam pertemuannya dengan Li, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menekankan para pemimpin China perlu mengambil tindakan terhadap  ketidakseimbangan perdagangan antara Eropa dan China. 

Adapun, mengutip People's Daily Online, pada Selasa (16/1) China juga bersiap bekerjasama dengan Uni Eropa untuk mengimplementasikan konsensus penting yang dicapai dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) China-Uni Eropa

Negeri Tirai bambu tersebut juga bersiap untuk membuat hubungan bilateral menjadi lebih stabil, konstruktif, timbal balik, dan global, sehingga dapat mempromosikan kemakmuran dan pembangunan kedua negara dan dunia lebih baik. 

China juga siap untuk mengimpor lebih banyak produk dari UE yang sesuai dengan permintaan pasar, dan berharap UE akan melonggarkan pembatasan ekspor produk teknologi tinggi ke China.

Sementara itu, von der Leyen mengatakan bahwa Uni Eropa menghargai keterbukaan Cina yang terus menerus dan tidak berniat untuk memisahkan diri dari China.

Uni Eropa siap untuk memperkuat dialog dan komunikasi, dan memperdalam kerjasama mengenai iklim, mempromosikan reformasi Organisasi Perdagangan Dunia, meningkatkan pertukaran orang-ke-orang, dan mendorong pengembangan lebih lanjut dari hubungan Uni Eropa-China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper