Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Asean Diramal Tangguh saat Ekonomi Global Alami Perlambatan

Perekonomian Asean dinilai masih tangguh saat ekonomi besar di dunia seperti AS, Jepang, China, dan Eropa mengalami perlambatan sepanjang tahun.
Suasana sepi terlihat di kawasan Jalan Jendral Sudirman saat rekayasa lalu lintas di Jakarta, Rabu (6/8/2023). Bisnis/Feni
Suasana sepi terlihat di kawasan Jalan Jendral Sudirman saat rekayasa lalu lintas di Jakarta, Rabu (6/8/2023). Bisnis/Feni

Bisnis.com, JAKARTA - Prospek perekonomian global masih terus diselimuti ketidakpastian dan bakal mengalami perlambatan pada 2024. Sebaliknya, kawasan Asean diprediksi bakal memiliki kinerja yang baik tahun ini.

Chief Asia Economist Co-Head Global Research Asia Frederic Neumann menyebut ekonomi besar di dunia, seperti AS, Jepang, China, dan Eropa, terus mengalami perlambatan sepanjang tahun. 

“Berdasarkan perkiraan, pertumbuhan PDB global tahun lalu sekitar 2,7%, sedangkan tahun ini tumbuh sekitar 2,4%,” katanya dalam sesi paparan, Selasa (16/1/2024).

Menurutnya, ini menunjukkan bahwa ekonomi global masih mengalami perlambatan karena ekonomi besar mulai kehilangan momentum dari pemulihan pascaCovid-19

Justru, dia menyebut, beberapa ekonomi kecil di dunia akan memiliki kinerja lebih baik tahun ini. Sebagai contoh, pertumbuhan PDB Asean diperkirakan akan meningkat dari 4% menjadi 4,7% sepanjang 2024. 

Baginya, ada beberapa faktor yang membuat kondisi pertumbuhan PDB menjadi lebih stabil. Pertama, soal penurunan suku bunga The Fed. 

“Dan hal ini akan memungkinkan bank sentral lain untuk menurunkan suku bunga juga. Sehingga, membantu permintaan domestik, membantu pemulihan pertumbuhan kredit,” ucapnya.

  Faktor kedua adalah dukungan dari sektor perdagangan. Tercatat, sempat terjadi penurunan perdagangan di Asia tahun lalu, dan dalam beberapa bulan terakhir pihaknya melihat sedikit stabilisasi

“Kami melihat industri chip, khususnya dari Asia, Amerika, hingga Eropa, mulai stabil. Dan hal ini membantu siklus perdagangan regional. Hal ini membantu pertumbuhan [ekonomi] di Asean,” ujar Frederic.

Ketiga, adalah soal penurunan inflasi yang bakal terus berlanjut di 2024. Ini diharapkan akan meningkatkan daya beli konsumen, terutama di wilayah yang mengalami gejolak inflasi besar.

Lebih lanjut, dirinya menyampaikan walaupun masih ada tantangan berupa peningkatan risiko geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur serta perlambatan ekonomi China, akan tetapi ekonomi Asean termasuk Indonesia, memiliki potensi pertumbuhan yang lebih baik. 

Lalu, hal yang membuat Asean terus bertembuh di tengah perlambatan ekonomi global, karena masih terjadi arus investasi asing yang masuk ke Asia Tenggara, dan relokasi rantai pasokan ke kawasan ini memberikan keuntungan tersendiri, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi dan penurunan inflasi.

Sejalan dengan itu, Frederic menyebut Indonesia diuntungkan dari pergeseran tren struktural dalam ekonomi global, seperti peralihan rantai pasokan ke Asia Tenggara, baik dalam sektor elektronik di Vietnam dan Malaysia, maupun rantai pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper