Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat nilai sementara ekspor produk perikanan hingga Desember 2023 mencapai US$5,6 miliar atau setara dengan sekitar Rp87,18 triliun (kurs jisdor Rp15.568). Angka tersebut masih dibawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar US$6,7 miliar pada 2023.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengakui realisasi ekspor produk perikanan hingga Desember 2023 turun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat US$6,2 miliar.
“Ekspor secara nasional 2023 turun memang kalau dibandingkan dengan 2022 yang US$6,2 miliar, sekarang cuma US$5,6 miliar,” kata Trenggono dalam konferensi pers di Kantor KKP, Rabu (10/1/2024).
Adapun, realisasi ekspor produk perikanan pada 2024, termasuk produk yang telah diolah. Ke depannya, Trenggono berencana untuk memisahkan nilai ekspor raw material dan yang telah berubah menjadi nilai tambah.
Dia menyampaikan, produksi perikanan mencapai 24,74 juta ton, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) perikanan mencapai 6,78% hingga kuartal III/2023, serta nilai tukar nelayan mencapai 105,40 dan nilai tukar pembudidaya ikan mencapai 104,92.
Selain itu, realisasi pendapatan negara bukan pajak (PNBP) 2023 mencapai Rp1,69 triliun, turun dibandingkan realisasi 2022 yang mencapai Rp1,8 triliun.
Baca Juga
“Terima kasih kepada yang sudah memberikan PNBP kepada kita, yang punya kesadaran cukup tinggi, tapi yang pasti itu termonitor dengan baik,” ujarnya.
Lalu, hingga kuartal III/2023, rasio ekspor ikan dari hasil perikanan yang diterima oleh negara tujuan ekspor sebesar 99,84% dan investasi kelautan dan perikanan Rp9,56 triliun.
KKP juga mencatat kredit program mencapai Rp7,37 triliun pada 2023 dan luas kawasan konservasi laut mencapai 29,2 juta hektare. Adapun, kapal ilegal yang berhasil ditangkap sebanyak 269 kapal sepanjang 2023.