Bisnis.com, JAKARTA - Dalam empat hari diketahui bahwa lebih dari 170 pesawat jet Boeing 737 Max 9 masih dikandangkan. CEO Boeing Dave Calhoun mengakui bahwa ada kesalahan yang dilakukan oleh produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS) tersebut.
Calhoun mengakui hal tersebut kepada para karyawannya, dengan mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan memastikan bahwa kecelakan seperti yang dialami Alaska Airlines di udara tidak akan terulang lagi.
“Pertama, kami akan melakukan pendekatan ini dengan mengakui kesalahan kami,” jelasnya, dan menambahkan pihaknya akan melakukan pendekatan 100% dan transparansi penuh di setiap langkahnya, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/1/2024).
Tak hanya Calhoun, pejabat tinggi perusahaan produsen pesawat itu, Stan Deal, mengatakan pada townhall di pabrik 737 di Renton, Washington, Boeing mengakui keseriusan yang nyata dari kecelakaan tersebut.
Pernyataan Calhoun merupakan pengakuan publik pertama Boeing atas kesalahan yang terjadi pada badan pesawat Boeing 737-9 Max. Calhoun juga mengatakan bahwa dia terguncang amat dalam akibat kecelakaan tersebut, sehingga menimbulkan kembali tekanan pada Boeing.
Dua maskapai penerbangan AS, Alaska Airlines dan United Airlines, yang menggunakan pesawat Boeing Max 9, menemukan bagian-bagian yang longgar pada pesawat serupa, meningkatkan kekhawatiran bahwa insiden serupa bisa terjadi kembali.
Baca Juga
Untuk di Indonesia, berdasarkan catatan Bisnis, operasional tiga pesawat Boeing 737-9 Max Lion Air juga diberhentikan sementara (temporary grounded).
Maskapai penerbangan Lion Air kini juga melakukan inspeksi terhadap tiga unit armada Boeing 737-9 Max, menyusul insiden lepasnya pintu darurat pada pesawat jenis yang sama milik Alaska Airlines.
Corporate Communications Strategic Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan bahwa Lion Air kini mengoperasikan tiga unit Boeing 737-9 Max. Sejak insiden Alaska Airlines pada 5 Januari 2024, perusahaan telah melakukan langkah-langkah pencegahan Lion Air berupa inspeksi lebih lanjut pada ketiga pesawat itu.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) M. Kristi Endah Murni mengatakan keputusan pemberhentian operasional tersebut diambil setelah adanya review dan evaluasi pada 3 unit armada Boeing 737-9 Max milik Lion Air dengan registrasi PK-LRF, PK-LRG, PK-LRI.
“Berdasarkan review dan evaluasi oleh Ditjen Perhubungan Udara dan koordinasi dengan Lion Air diputuskan untuk memberhentikan pengoperasian sementara pesawat Boeing 737-9 Max sejak 6 Januari 2024 sampai perkembangan lebih lanjut,” jelas Kristi dalam keterangan resminya, Senin (8/1/2024).
Nantinya, Ditjen Perhubungan Udara akan berkoordinasi dengan FAA, Boeing dan Lion Air untuk terus memonitor situasi tersebut. Dia menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan operasi penerbangan tetap menjadi prioritas Kemenhub.