Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesawat Boeing 737 Max 9 Dikandangkan usai Insiden Jendela Lepas di Udara

Sejumlah maskapai memutuskan tidak menerbangkan pesawat jenis Boeing 737 Max 9 usai insiden jendela lepas di udara yang terjadi pada Alaska Air 5 Januari 2024.
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing
Boeing 737 MAX yang merupakan pesawat buatan Boeing yang paling banyak diminati. /Boeing

Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat jenis Boeing 737 Max 9 mulai dikandangkan oleh sejumlah maskapai, dari AS hingga Turki, untuk dilakukan inspeksi setelah bagian badan pesawat Alaska Airline terlepas dalam sebuah penerbangan.

Dilansir dari Bloomberg pada Senin (8/1/2023), usai maskapai Alaska Air memutuskan untuk tidak menerbangkan 65 pesawat jenis 737 Max 9, menyusul insiden yang terjadi pada 5 Januari 2024, maskapai United Airlines Holding Inc., mengikuti langkah itu.

Sebagai informasi, penerbangan Alaska Air 1282 yang membawa 171 penumpang dan 6 kru dari Portland ke Ontario, California mengalami masalah tekanan udara pada 5 Januari 2024.

Bagian depan sebelah kiri badan pesawat terlepas saat di udara dan menimbulkan sebuah lubang seukuran pintu. Pesawat pun kembali ke Portland 20 menit usai takeoff dan berada di ketinggian sekitar 16,000 kaki atau 4.800 meter.

Kemudian, Badan Penerbangan Federal AS (the Federal Aviation Administration/FAA) meminta sebanyak 171 pesawat di-grounding sementara. Aeromexico pun segera mengandangkan pesawat jenis Max 9, begitu juga dengan Copa Airlines di Panama.

Kebijakan untuk tidak menerbangkan Max 9 tersebut merupakan jalan 'terburuk' yang harus diambil, setelah sebelumnya pesawat Boeing 737 Max secara keseluruhan dilarang terbang pada 2019, menyusul dua kecelakaan mematikan yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia. Padahal, model pesawat ini merupakan jenis terpopuler dan sumber pendapatan terbesar dari Boeing.

Insiden lepasnya bagian pintu darurat Alaska Air baru-baru ini membuat dunia menyoroti pengawasan produksi Boeing saat perusahaan asal AS ini sedang bersiap mendongkrak produksi 737 Max dan memperbaiki kekurangan di masa lalu.

"Kita bisa dibilang beruntung insiden kemarin tidak berakhir lebih parah. Kami sedang bekerja untuk menyelidiki apakah kemarin termasuk kecelakaan atau sebuah insiden," ujar Jennifer Homendy, Kepala Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, dalam konferensi pers di Portland, Oregon, Sabtu pekan lalu.

Di AS, tercatat dua maskapai mengoperasikan jenis pesawat Boeng 737 Max 9, yaitu United Airlines sebanyak 79 pesawat dan Alaska Air sebanyak 65 pesawat.

Alaska Air menyatakan mereka kembali mengandangkan 18 unit Boeing 737 Max 9 yang telah kembali beroperasi usai pemeliharaan baru-baru ini dan akan menunggu rincian pengecekan tambahan dari FAA.

Maskapai itu tidak mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan untuk menerbangkan kembali pesawat-pesawatnya dan menyatakan kemungkinan ada perubahan jadwal penerbangan hingga pertengahan minggu ini.

Sementara, United Airlines mengandangkan semua pesawat Max 9 untuk memastikan proses inspeksi dan memenuhi persyaratan dari regulator. "Kami juga bekerja sama dengan para penumpang yang terdampak untuk memberikan penerbangan alternatif," ujar perwakilan maskapai dalam sebuah pernyataan resmi.

Adapun, Turkish Airlines mengatakan otoritas penerbangan di negara itu meminta untuk pemeriksaan 5 pesawat 737 Max 9. Maskapai ini memutuskan untuk tidak menerbangkan dahulu pesawat-pesawat tersebut hingga pengecekan teknikal selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper