Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan luas penanaman padi bulanan lebih dari 1 juta hektare.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, dengan luas penanaman padi bulanan lebih dari 1 juta hektare, maka stok beras dipastikan aman untuk 3 bulan mendatang.
Adapun pada Januari 2024, Kementan menargetkan luas penanaman padi 1,7 juta hektare. Sedangkan pada Desember 2023, Amran menyebut penanaman padi telah dilakukan seluas 1,5 juta hektare.
"Februari kita kerja terus juga. Intinya kalau ingin aman pangan 3 bulan ke depan, tidak boleh tanam di bawah 1 juta [hektare] per bulan," ujar Amran di Istana Negara, Selasa (9/1/2024).
Menurutnya, percepatan dan peningkatan luas tanam padi bulanan itu sebagai upaya untuk mengejar kekurangan produksi pada saat bencana El Nino terjadi. Pasalnya, selama terjadi El Nino pada kuartal III-IV/2023 penanaman padi hanya dilakukan sekitar 500.000 hektare.
"Separuh saja yang berhasil, pukulan El Nino banyak banget," jelasnya.
Baca Juga
Dia pun memproyeksikan panen mulai akan terjadi pada April 2024 sebanyak 3,5 juta ton. Meskipun diakui bahwa dampak El Nino telah membuat penanaman dan panen raya menjadi mundur.
"[Panen] 3,5 juta [ton], kebutuhan per bulan kan 2,5 juta ton. Aman lah," sebutnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor beras masih akan dilakukan pada awal 2024 atau sebelum panen raya. Importasi diklaim sebagai langkah antisipatif terhadap defisit neraca beras bulanan.
Berdasarkan kerangka sampel area (KSA) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional secara bulanan pada Januari 2024 diperkirakan hanya 0,9 juta ton dan Februari 2024 sebanyak 1,3 juta ton. Jumlah produksi tersebut masih di bawah rata-rata konsumsi beras bulanan secara nasional yang berkisar 2,5 juta ton.
"Kita tidak bisa menunggu stok habis sehingga perlu antisipasi agar stabilitas pangan tetap terjaga. Jadi kita perlu siapkan beberapa bulan ke depan," ujar Arief melalui keterangan resmi, Minggu (7/1/2024).
Apalagi, kata Arief, produksi beras nasional pada 2024 juga masih dibayangi risiko dampak El Nino yang disebut baru akan terasa 2-3 bulan kemudian. Di sisi lain, pemerintah juga memutuskan untuk terus menyalurkan bantuan pangan beras kepada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Program tersebut tentunya meningkatkan kebutuhan beras oleh pemerintah.
"Bantuan pangan beras terus digulirkan kepada masyarakat berpendapatan rendah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi," jelasnya.