Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apindo Optimistis Ekonomi RI Bakal Tumbuh 5,2% di Tahun Politik 2024

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani meramal ekonomi Indonesia pada tahun politik 2024 akan tumbuh di rentang 4,8% hingga 5,2%.
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga beraktivitas dengan latar suasana gedung perkantoran di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2023 akan terjaga di level 5 persen, seiring dengan perkembangan yang positif. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani meramal ekonomi Indonesia pada tahun politik 2024 akan tetap resilien dengan pertumbuhan di rentang 4,8% hingga 5,2%. 

Shinta mengungkapkan bahwa pelaku usaha optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5% atas dasar kinerja sepanjang 2023. 

Meski pada kuartal III/2023 hanya tumbuh 4,94%, dengan percepatan belanja pemerintah di penghujung 2023 ini, ekonomi akan terdorong ke atas 5%. 

Sementara pelaku usaha memproyeksi batas bawah pertumbuhan ekonomi di 4,8% mengingat tensi geopolitik dan ekonomi global yang melambat. 

“Proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang melemahh di bawah 5% karena faktor tren perlambatan ekonomi global akibat situasi geopolitik, inflasi, dan suku bunga yang masih tinggi,” ujarnya dalam Outlook Ekonomi dan Bisnis Apindo 2024, Kamis (21/12/2023). 

Pasalnya, dinamika global yang saat ini terjadi berujung pada pengetatan moneter di negara mitra dagang utama ekspor Indonesia, seperti China dan Amerika Serikat. 

Di sisi lain, Shinta melihat suku bunga kredit Tanah Air yang masih tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan meningkatknya biaya operasional pelaku usaha. 

Adapun, proyeksi rentang atas yang Apindo proyeksi dengan melihat sektor yang memiliki kontribusi PDB terbesar (leading sectors) akan kembali didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi. 

Sektor-sektor tersebut diproyeksikan akan menguasai lebih dari 10% porsi distribusi dalam PDB tahun 2024. 

Sektor manufaktur juga masih akan terus berada di level ekspansif, sedangkan transportasi dan pergudangan sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat. 

Sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5% dari PDB nasional seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Untuk inflasi, Shinta memperkirakan pada 2024 akan terjaga di kisaran 3%. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di kisaran Rp15.100- Rp15.600 per dolar AS. 

“Proyeksi penguatan didasarkan pada perkiraan inflasi yang terkendali dan kebijakan monter BI tahun 2024 untuk berfokus pada pro-stability. Namun, tren higher for longer yang bertahan sampai pertengahan 2024 masih memungkinkan tergerusnya nilai tukar hingga di atas Rp15.500,” lanjutnya. 

Adapun, target dari Apindo ini sejalan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2%. 

Target yang lebih rendah dari proyeksi tahun ini, di angka 5,3%-5,7% ini sejalan dengan kondisi yang tengah terjadi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut hal tersebut sebagai angkah waspada tanpa menghilangkan optimisme.

“Kita sudah lihat, bahkan pada saat kita tumbuh [di atas 5%], kontribusi ekspor sudah menurun karena lingkungan eksternal sudah mulai menunjukkan pelemahan," ujarnya beberapa waktu lalu. 

Untuk itu, dirinya menekankan konsumsi harus terjaga, salah satunya melalui transfer ke rumah tangga yang paling rentan untuk menopang daya beli masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, investasi juga harus dipacu karena konsumsi hanya menjelaskan 54% terhadap pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper