Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari Australian National University

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menerima gelar kehormatan Honoris Causa, Doctor of Laws dari Australian National University (ANU).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara 12th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Rabu (6/12/2023). Dok Youtube Kemenkeu
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara 12th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Rabu (6/12/2023). Dok Youtube Kemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerima gelar kehormatan Honoris Causa, Doctor of Laws dari Australian National University (ANU) secara langsung di Canberra, Selasa (12/12/2023).  

Gelar tersebut diperoleh sebagai pengakuan atas kontribusi dan kerja keras Sri Mulyani dalam pembangunan ekonomi, baik di Indonesia maupun internasional.  

“Hari ini, perjalanan panjang saya tersebut mendapatkan sebuah rekognisi dari @ouranu. Sebuah gelar kehormatan yang prestisius diberikan kepada saya,” ungkapnya dalam unggahan @smindrawati.  

Mantan direktur pelaksana Bank Dunia tersebut mengungkapkan bahwa dalam perjalanannya melayani masyarakat merupakan sebuah privilese dan kehormatan yang mendalam.  

Sri Mulyani menyikapi apresiasi tersebut sebagai sebuah penyemangat yang luar biasa. Tidak hanya merefleksikan pencapaian pribadinya, namun juga karya kolektif dan dedikasi seluruh pihak yang telah mendukungnya, termasuk lebih dari 78.000 staf berdedikasi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). 

Dirinya menambahkan, jalan yang ditempuh Bangsa Indonesia penuh dengan tantangan dan memerlukan komitmen teguh untuk mencapai kesejahteraan ekonomi.  

Pada kesempatan tersebut, Menkeu juga menjelaskan mengenai perubahan besar dan transformasi ekonomi yang telah dialami Indonesia, mulai dari serangkaian krisis ekonomi dan pandemi, hingga cita-cita mewujudkan visi Indonesia emas tahun 2045.

Dalam pidatonya, lanjutnya, Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan berbagai upaya untuk menghadapi berbagai tantangan global, seperti memberikan dukungan fiskal yang baik di semua sektor, serta kolaborasi dan koordinasi yang erat dengan berbagai pihak. 

“Presidensi Indonesia di G20 pada tahun lalu dan kepemimpinan Asean pada tahun ini telah menjadi bukti penting kepemimpinan Indonesia yang kuat dalam mendorong hasil-hasil penting dan memperkuat kemitraan global, termasuk kemitraan transisi energi dan dana pandemi,” ungkapnya.

Sebagai penutup pidatonya, Sri Mulyani juga mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada ANU dan Departemen Keuangan Australia yang terus memberikan persahabatan dan kemitraan yang kuat kepadanya secara pribadi serta kepada Indonesia.

Profil Sri Mulyani

Melansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, Sri Mulyani menamatkan pendidikan serta memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1986) dan melanjutkan sekolahnya di University of Illinois at Urbana Champaign, Amerika Serikat.  

Dirinya mendapatkan gelar Master of Science of Policy Economics (1990). Setelah itu dia mendapatkan gelar Ph.D. in Economics pada 1992.

Pada 21 Oktober 2004, istri dari Tonny Sumartono tersebut mendapatkan penugasan pertama di Kabinet sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 

Belum genap 12 bulan menduduki jabatan pertama di kabinet, Ibu Ani, sapaan akrabnya, dilantik menjadi Menteri Keuangan oleh Presiden keenam Indonesia, SBY.  

Berkat kepiawaiannya dalam memimpin perbendaharaan negara, dia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets Forum pada 18 September 2006 di IMF-World Bank Group Annual Meetings di Singapura. 

Dirinya juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes pada 2008.

Sri Mulyani mengemban tugas sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010-2016), sekaligus menjadi orang Indonesia pertama yang menjabat posisi tersebut. 

Setelah 6 tahun di World Bank, Presiden Jokowi menujuk Sri Mulyani untuk kembali mengisi posisi orang nomor 1 di Kementerian Keuangan.  

Pada Oktober 2020, Global Markets memilihnya menjadi "Finance Minister of the Year - East Asia Pacific, merupakan penghargaan atas upaya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.  

Terbaru, dalam laporan Forbes pada 11 Januari 2023, nama Sri Mulyani masuk dalam daftar Forbes tersebut karena pencapaiannya di masa jabatan pertama pada periode 2005-2010. Kala itu, devisa Indonesia mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$50 miliar, mengurangi utang publik hingga 30 persen dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper