Bisnis.com, JAKARTA – LRT Jabodebek yang memiliki investasi sebesar Rp32,5 triliun justru sudah menghadapi banyak masalah pada umur operasionalnya yang baru 2 bulan. Bagaimana perbandingan biaya dengan LRT di negara lain?
Teranyar, LRT Jabodebek kini hanya mengoperasikan 9 rangkaian kereta (trainset) dan 131 perjalanan per harinya. Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo mengatakan Sebanyak 18 trainset dari total 27 trainset LRT masuk bengkel usai mengalami roda aus.
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupaya untuk mengakselerasi proses perbaikan roda aus pada LRT Jabodebek. Waktu kedatangan antar kereta atau headway ditargetkan kembali ke 15 menit pada akhir November 2023.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tengah melakukan kajian menyeluruh terkait operasional LRT Jabodebek. Kajian tersebut di antaranya adalah terkait dengan sarana, termasuk roda yang aus, hingga ke prasarana seperti rel kereta.
“Targetnya kita harapkan pekan ke-4 November ini headway-nya sudah kembali ke 15 menit,” kata Tiko saat ditemui di Jakarta pada Rabu (1/11/2023).
Proyek yang mulai dibangun pada 2015 ini awalnya diproyeksikan memakan biaya sebesar Rp29,9 triliun. Namun, jumlah tersebut naik menjadi Rp32,5 triliun setelah adanya pembengkakan biaya (cost overrun).
Baca Juga
Lantas, bagaimana perbandingan biaya konstruksi per kilometer LRT Jabodebek dengan proyek-proyek kereta ringan lain di dunia?
Bisnis.com mencoba menelusuri beberapa proyek LRT yang dibangun negara-negara lain di dunia dan membandingkan biaya per kilometer dengan LRT Jabodebek.
Perbandingan Biaya LRT Jabodebek dengan Negara Lain:
1. LRT Calgary Green Kanada = Rp3,63 Triliun/Km
Mengutip informasi dari sejumlah sumber, pembangunan LRT Calgary Green di Kanada yang akan dimulai pada 2024 sepanjang 20 kilometer membutuhkan biaya sekitar US$4,6 miliar atau Rp72,68 triliun dengan asumsi kurs US$1=Rp15.800. Dengan demikian, maka biaya konstruksi proyek LRT yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2027 ini adalah sebesar Rp3,63 triliun per kilometer.
2. LRT3 Malaysia = Rp1,73 Triliun/Km
Sementara itu, Malaysia juga tengah membangun proyek LRT3 Malaysia atau Shah Alam Line yang ditargetkan mulai beroperasi pada Maret 2025. Proyek yang menghubungkan Bandar Utama dan Johan Setia sepanjang sekitar 37 kilometer itu memiliki biaya proyek US$4,07 miliar atau Rp64,3 triliun, atau Rp1,73 triliun per kilometer.
