Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mempublikasikan rancangan dokumen perencanaan dan kebijakan investasi komprehensif atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) Just Energy Transition Partnerhip (JETP) untuk konsultasi publik, Rabu (1/11/2023) kemarin.
Lewat dokumen yang dibuka untuk publik itu, JETP belakangan menghapus rencana strategis pensiun dini pembangkit listrik batu bara dengan total kapasitas 5 gigawatt (GW) yang ada di rancangan sebelumnya lantaran ketidakjelasan sumber pendanaan dari IPG.
Pada rancangan terbaru, komitmen pensiun dini PLTU dibuat lebih moderat dengan tetap mengajukan dua nama PLTU, Pelabuhan Ratu dan Cirebon-1, sebagai pilot project dalam rencana JETP tersebut.
Rencanannya, investasi JETP pada dua PLTU itu akan mempercepat masa operasi ke tahun 2037, dari masa komersial yang berakhir masing-masing 2042 untuk PLTU Pelabuhan Ratu dan 2045 untuk PLTU Cirebon-1. Kebutuhan investasi untuk program pengakhiran lebih cepat masa operasi 2 PLTU yang ada di sistem Jawa-Madura-Bali itu mencapai US$1,3 miliar.
Seperti diketahui, program ini nantinya bakal menjadi promosi Indonesia dan JETP terkait dengan komitmen transisi energi, lewat esekusi percepatan pengakhiran operasi PLTU, di pergelaran Konferensi Iklim PBB 2023 (COP-28) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 30 November 2023-12 Desember 2023.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi diketahui meminta jajarannya untuk memastikan eksekusi pendanaan pensiun PLTU bisa terlaksana saat konferesi iklim dunia tersebut.
Baca Juga
“Sebelum atau nanti pas di dalam COP 28, Presiden menyampaikan harus ada deklarasi atau penyampaian Indonesia masuk dalam tahapan untuk implementasi pensiun dini PLTU,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (27/10/2023).
Sementara itu, penghapusan rencana pengakhiran operasional PLTU batu bara pada rancangan investasi awal bakal menyulitkan Indonesia untuk mengejar target net zero emission (NZE) pada 2050 mendatang. Belakangan, JETP juga mundur dari rencana pembiayaan pensiun dini PLTU captive atau pembangkit kebutuhan sendiri.
Dalam skenario JETP sekarang, penurunan emisi didapatkan dengan penurunan utilisasi PLTU batubara. Kendati demikian, JETP menaikkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) menjadi 44% pada 2030 mendatang, lebih tinggi dari 34% di joint statement JETP pada tahun lalu.
Saat ini, kata Dadan, kementeriannya tengah memfinalisasi dokumen peta jalan pensiun dini PLTU yang nantinya akan menjadi acuan pendanaan dari skema pembiayaan campuran lembaga internasional dan dalam negeri, termasuk di dalamnya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
“Targetnya tahun ini sudah ada satu yang ditransaksikan, bukan untuk dimatikan tahun ini ya, tapi tahun ini ada transaksinya proses komersial,” kata Dadan.
Rencana investasi percepatan operasi dua PLTU itu menjadi bagian dari 5 fokus area investasi dari JETP. Selain itu, JETP memiliki 4 fokus area lainnya di antaranya jalur transmisi dan jaringan dengan panjang sekitar 14.000 kilometer, adapun kebutuhan investasi ditaksir mencapai US$19,7 miliar pada 2030.
Sementara tiga fokus investasi lainnya berkaitan dengan peningkatan bauran EBT pada sistem kelistrikan PLN. Sekitar 1.000 proyek yang disampaikan pemerintah yang menjadi bagian dari 5 fokus investasi JETP itu, belakangan diidentifikasi hanya 400 proyek yang menjadi prioritas dengan kebutuhan investasi minimal US$67,4 miliar.
Kepincut Proyek Energi Terbarukan
Adapun lepas dari 400 proyek itu, Sekratariat JETP mengidentifikasi sekitar 50 proyek unggulan yang menjadi target investasi strategis bagi JETP dan pemerintah.
Beberapa proyek unggulan itu di antaranya terkait dengan pembiayaan untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA), Panas Bumi, bioenergi, panel surya serta Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB).
Sejumlah proyek PLTA yang masuk jadi unggulan meliputi, PLTA Sulbagsel Kuota Tersebar 1, PLTA Sulbagsel Kuota Tersebar 2, PLTA Kalseltengtimra Tersebar 1, 2, PLTA Konawe Bendungan Pelosika, PLTA IPP Bendungan Merangin PUPR, PLTA PS Jatiluhur, PLTA PS Matenggeng, PLTA PS Grindulu.
Selain itu untuk proyek panas bumi di antaranya PLTP Hululais, Tulehu, PLTP Sungai Penuh, PLTP Batu Raden, PLTP Kaldera Danau Banten, PLTP Telaga Ngebel, PLTP Arjuno Welirang, PLTP Candi Umbul Telomoyo dan proyek panas bumi hasil pengeboran eksplorasi pemerintah.
Di sisi lain, beberapa proyek pembangkit bioenergi di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Palembang, TA PLTSa Jawa Barat, TA PLTSa Tangerang, PLTSa Tangsel, PLTSa Bekasi, PLTSa Sulbagsel, PLTSa Semarang, PLTSa Sulbagut, program co-firing batu bara pada 52 PLTU.
Pada proyek unggulan panel surya, JETP berniat untuk membiayai proyek dedieselisasi pembangkit PLN yang ditarget operasi komersial pada 2027 dengan sistem tersebar di sejumlah pulau. Pembiyaan itu turut dialokasikan untuk investasi Battery Energy Storage System dengan kapasitas terpasang pembangkit 165 megawatt (MW) dan baterai dengan kapasitas 322 MW.
Selain itu rencana pembiayaan turut dialokasikan untuk PLTS Hijaunesia, PLTS Karang Kates, PLTS Terapung Waduk Jatiluhur, PLTS Terapung Saguling, PLTS Terapung Singkarak.
Adapun proyek unggulan pada pembangkit bayu menyasar pada PLTB Timor (Kuota) Tersebar, PLTB Tanah Laut, PLTB Sulbagsel, PLTB Aceh, PLTB Banten.