Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia dan Norwegia sedang dalam pembahasan mengenai peluang percepatan realisasi komitmen kontribusi investasi Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$250 juta untuk proses dekarbonisasi di Tanah Air.
Dalam kunjungan pada 9 – 12 Oktober 2023, pembahasan dilakukan oleh sejumlah perusahaan bidang energi terbarukan RI dan Norwegia seperti PT PLN (Persero), PT Sintesa Energi, PT Semesta Energi, Tinfos, Release by Scatec, Fred Olsen Renewables, Norconsult, and Ocean Sun.
“Diharapkan melalui kunjungan ini hubungan baik kedua negara yang sudah terbangun baik dapat diwujudkan secara konkrit” jelas Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, Teuku Faizasyah, via siaran pers, Sabtu (14/10/2023).
Pertemuan tersebut ditindaklanjuti dengan rencana kunjungan perusahaan Norwegia ke Indonesia untuk melihat lokasi dan melakukan feasibility study.
Diberitakan Bisnis.com sebelumnya, Pemerintah Norwegia tertarik untuk berinvestasi di Sumedang, Jawa Barat.
Norwegia sendiri merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen pendanaan JETP Indonesia yang diumumkan dalam rangkaian pertemuan G20 di Bali, pada November tahun lalu.
Baca Juga
Selain Norwegia, Amerika Serikat (AS) menjadi negara berikutnya yang berpotensi menyalurkan dana senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp310 triliun. Namun, belum diketahui kapan dana tersebut akan dicairkan oleh pemerintah Negeri Paman Sam.
Koordinator Khusus Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (PGI) Amerika Serikat Helaina Matza menjelaskan pencairan dana program JETP tersebut merupakan proses yang panjang dan rumit bagi pemerintah negara manapun.
Apalagi, ungkapnya, Indonesia adalah negara yang besar dan beragam.
“Terutama untuk negara yang begitu besar dan beragam, serta memiliki begitu banyak elemen dan pulau yang berbeda seperti Indonesia, untuk mengimplementasikan sebuah rencana secara penuh [butuh waktu],” kata Matza.
Dia mengungkapkan bahwa PGI telah melihat banyak kemajuan komitmen transisi energi (energy transition) di Indonesia.