Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SKK Migas: Pembeli Gas Blok Masela Sudah Oversubscribed

SKK Migas telah menghimpun minat dari calon pembeli domestik dan luar negeri untuk gas dari proyek LNG Abadi Blok Masela.
Ilustrasi blok migas - Istimewa.
Ilustrasi blok migas - Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mematangkan komersialisasi gas dari proyek LNG Abadi Blok Masela.

SKK Migas telah menghimpun minat dari calon pembeli domestik dan luar negeri dengan kebutuhan gas secara keseluruhan sekitar 25 juta ton per tahun (mtpa). Beberapa pembeli telah menandatangani letter of intent (LOI) ihwal kemungkinan pembelian gas dari lapangan abadi itu.

“Artinya sudah oversubscribed, tinggal nanti kita optimalkan yang mana akan dipenuhi kapasitas 9,5 juta mtpa itu berapa porsi domestik berapa porsi ekspor,” kata Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (1/11/2023). 

Adapun, Blok Masela merupakan salah satu prospek ladang migas terbesar di Indonesia. Produksinya diperkirakan dapat mencapai 1.600 juta kaki kubik per hari (MMscfd) gas atau setara 9,5 juta mtpa dan gas pipa 150 MMscfd, serta 35.000 barel kondensat per hari (bcpd).

Proyek yang diperkirakan menelan biaya investasi hingga US$19,8 miliar itu menjadi aset pengelolaan gas terbesar kedua dari Inpex, setelah Ichthys LNG Project di Australia.

Proyek Blok Abadi Masela itu bakal menutupi lebih dari 10 persen kebutuhan impor LNG tahunan Jepang nantinya. Di sisi lain, proyek itu juga diharapkan dapat menjaga ketahanan pasokan energi di Indonesia, Jepang, dan beberapa negara Asia lainnya

“Perlu kita tanya lagi satu-satu ini perlunya kapan, benar ngga sebesar awal, mungkin harus dimatangkan,” kata Kurnia.

Dia menambahkan pembahasan soal kepastian komersial Blok Masela menjadi krusial untuk mengantisipasi lebarnya posisi gas alam cair atau liquified petroleum gas (LNG) yang belum terkontrak (uncommitted cargo) pada 2030.

Dia menuturkan proyek LNG abadi ini bakal berkontribusi signifikan pada posisi kargo tidak terkontrak selepas rencana operasi komersial pada 2029 nanti.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat potensi uncommitted cargo LNG mencapai 304,6 kargo pada 2030. Proyeksi itu menjadi catatan kargo LNG yang tidak terbeli tertinggi seiring dengan tren meningkatnya produksi gas domestik beberapa tahun terakhir.

“Market-nya kan masih sangat tinggi belum lagi kalau kita sekarang bisa merencanakan beberapa kebutuhan dalam negeri untuk smelter itu kan sudah mulai tinggal kapan selesainya smelternya,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan pemerintah terus meningkatkan serapan gas untuk kebutuhan industri di dalam negeri.

“Kami tahu untuk pemenuhan dalam negeri dan luar negeri masih ada uncommited cargo cukup banyak kita akan lebih longgar setelah 2026 dan 2030 mencapai puncaknya,” kata Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat webinar DETalk, Selasa (31/10/2023). 

Pada 2030, produksi LNG berada di level 432,6 kargo, sedangkan kontrak LNG domestik dan ekspor tidak banyak bergeser masing-masing di level 62 kargo dan 66 kargo.

Hitung-hitungan otoritas hulu migas itu terbilang tinggi jika dibandingkan dengan neraca LNG pada tahun depan. Saat itu, kargo LNG yang tidak terbeli hanya berada di kisaran 19,8 kargo, dengan asumsi produksi di angka 260,1 kargo.

Adapun, kontrak LNG ekspor sepanjang 2024 berada di level tertinggi sebesar 173,4 kargo. Kontrak itu menjadi catatan tertinggi, dibarengi dengan kontrak domestik di level 67 kargo.

Sampai dengan Agustus 2023, tercatat volume pemanfaatan gas bumi domestik mencapai 3.725 BBTUD. Nilai pemanfaatan cenderung meningkat sejak 2012 lalu.

Sementara, total lifting gas bumi pada periode Januari sampai Agustus 2023 mencapai 5.446,90 BBTUD. Adapun, sebagian besar pemanfaatan gas bumi domestik digunakan oleh industri (28,52%), pupuk (12,62%), dan ketengalistrikan (12,22%).

Di sisi lain, porsi ekspor dari total pemanfaatan gas bumi nasional dialirkan untuk LNG (23,43%) dan gas pipa (8,18%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper