Bisnis.com, JAKARTA — Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakbuming Raka menargetkan program biodiesel B50 atau bauran Solar dengan 50% minyak sawit bisa tercapai pada 2029.
Target itu dipasang duet Prabowo-Gibran sebagai salah satu program prioritas di bidang energi apabila terpilih nanti sebagai pemimpin baru periode 2024 sampai dengan 2029 mendatang.
“Untuk energi, Indonesia berpeluang bisa menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan produk biodiesel dan bioavtur dari sawit, bioethanol dari tebu dan singkong,” tulis Prabowo-Gibran dalam lembar visi misi mereka yang dilihat Bisnis, Jumat (27/10/2023).
Selain itu, Prabowo-Gibran juga optimistis untuk meningkatkan bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 10 persen atau E10 pada 2029 mendatang.
“Sangat optimis program biodiesel B50 dan campuran ethanol E10 akan dapat tercapai,” kata mereka.
Target pengembangan biodiesel yang dipasang Prabowo-Gibran tersebut lebih cepat dibandingkan target yang ditetapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan program mandatori biodiesel B40 atau bauran Solar dengan 40% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit, diterapkan efektif pada 2030 mendatang.
Saat ini, otoritas energi dan sumber daya mineral tengah menjajaki studi pengguna Solar campuran sawit itu pada moda transportasi dan industri yang lebih luas selepas peningkatan bauran menjadi 35% (B35) awal tahun ini.
Lewat tengah tahun ini, Kementerian ESDM mulai melakukan uji terap B40 pada sektor alat berat, kapal laut, alat dan mesin pertanian, serta kereta api. Selain itu, kesiapan produsen, insentif, dan pasokan bahan baku minyak sawit mentah turut menjadi pertimbangan.
“Indonesia telah menerapkan B35 dan akan ditingkatkan menjadi B40 pada 2030 mendatang dan E50 [bioetanol] pada 2050,” kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi saat membuka Asean Renewable Energy International Seminar di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Berdasarkan data milik BP Statistical Review of World Energy 2022 lalu, negara-negara Asia Tenggara berkontribusi signifikan pada rantai pasok biofuel global saat ini. BP mencatat Indonesia telah berhasil memproduksi 174.000 boepd biofuel, menjadi negara produsen ketiga terbesar setelah Amerika Serikat dan Brasil. Sementara itu, Thailand hanya mampu memproduksi biofuel di level 52.000 boepd.
“Keberhasilan dari program biodiesel di Indonesia disokong oleh feedstock yang cukup, insentif, kualitas tinggi serta serangkaian tes komprehensif sebelum implementasi untuk penerimaan masyarakat,” kata dia.
Hingga paruh pertama 2023, realisasi penyaluran biodiesel B35 sudah mencapai 5,6 juta kiloliter (kl) per 6 Juli 2023.
Realisasi penyaluran bauran Solar itu hingga pertengahan tahun ini telah mencapai 42,58% dari alokasi biodiesel program mandatori B35 yang dipatok di angka 13,15 juta kl. Adapun, alokasi biodiesel tahun ini naik 19% jika dibandingkan dengan kuota 2022 di level 11,02 juta kl.