Bisnis.com, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan pembatasan kecepatan operasional kereta LRT Jabodebek. Hal ini dilakukan guna mengurangi gaya gesek antara roda dan rel kereta sehingga roda kereta LRT tidak cepat aus.
Manajer Humas KAI Divisi LRT Jabodebek Kuswardojo menjelaskan, pembatasan ini dilakukan pada seluruh 9 rangkaian kereta (trainset) yang saat ini beroperasi melayani masyarakat. Dia menuturkan, penurunan kecepatan di setiap rangkaian mencapai 50 persen dari kecepatan normal.
“Jadi misal sebelumnya kecepatannya bisa mencapai 80 km/jam, sekarang kami kurangi menjadi 40 km/jam, agar keausan rodanya tidak terjadi dengan cepat,” kata Kuswardojo di Jakarta, dikutip Kamis (26/10/2023).
Kuswardojo mengatakan, pengurangan kecepatan tersebut pun berimbas pada waktu tempuh yang semakin lama. Hal tersebut karena kereta akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk bergerak dari satu stasiun ke stasiun lainnya.
Dia mencontohkan, jika waktu tempuh dari sebuah stasiun ke stasiun lain biasanya memakan waktu sekitar 2 menit. Dengan pembatasan kecepatan, waktu tempuh tersebut dapat bertambah 2 kali lipat lebih lama menjadi 4 menit.
Hal tersebut pun turut berimbas pada waktu kedatangan antarkereta (headway) LRT Jabodebek. Kuswardojo mengatakan, saat ini headway LRT Jabodebek untuk seluruh lintas pelayanan adalah sekitar 30 hingga 40 menit.
Baca Juga
Selain mengurangi kecepatan operasional kereta, Kuswardojo mengatakan pihaknya juga memasang alat penyemprot oli otomatis di beberapa titik rel LRT. Dia mengatakan, pemasangan alat ini juga bertujuan untuk mengurangi gesekan antara roda dan rel, sehingga tingkat keausan roda dapat dikurangi.
“Kami sudah pasang alat itu di lima titik, yaitu antara Stasiun Kampung Rambutan-TMII, Stasiun TMII-Cawang, Stasiun-Dukuh Atas-Setiabudi, Stasiun Kuningan-Pancoran, dan Stasiun Halim-Cawang,” jelas Kuswardojo.