Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan sentra ekonomi garam rakyat (Segar) di Jawa Tengah siap beroperasi dalam waktu dekat, dengan produksi garam olahan diprediksi mencapai 25.000 ton per tahun.
Segar merupakan kawasan usaha pergaraman yang dilakukan secara terintegrasi.
“Sentra garam hulu-hilir sudah siap beroperasi di Jawa Tengah, dengan perkiraan hasil garam olahan 25.000 ton per tahun,” kata Direktur Jasa Kelautan KKP Miftahul Huda kepada Bisnis, dikutip Selasa (24/10/2023).
Merujuk pada Peraturan Presiden (Perpres) No.126/2022 tentang Percepatan Pembangunan Pergaraman Nasional, pemerintah menetapkan 10 provinsi sebagai sentra garam.
Sepuluh provinsi itu yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Lalu, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Bali, D. I. Yogyakarta, dan Aceh.
Huda mengatakan, KKP telah menyusun master plan sentra garam berbasis provinsi. Menurut informasi terbaru, sebagian provinsi telah selesai menyusun master plannya, dan sebagian lagi sedang dalam proses penyelesaian.
Baca Juga
Sentra garam sendiri ditargetkan mulai beroperasi pada 2024, dengan mengusung konsep hilirisasi garam rakyat.
Dia menuturkan, garam rakyat yang dikelola melalui koperasi garam bekerja sama dengan pabrik pengolahan garam. Pabrik pengolahan garam ini dikelola oleh pemerintah daerah melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
“Di satu sisi ada jaminan market garam lokal, di sisi lain pemerintah daerah dapat mengoptimalkan PAD [pendapatan asli daerah],” ujarnya.
Adapun KKP telah menargetkan produksi garam nasional mencapai 2 juta ton pada 2023 dan 2024. Selain itu, Jokowi melalui Perpres No. 126/2022 mengharuskan agar kebutuhan garam dipenuhi dari hasil produksi dalam negeri oleh petambak garam dan badan usaha paling lambat 2024.
Terkait hal tersebut, Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (Apgri) Jakfar Sodikin optimistis dapat memproduksi garam hingga 2,5 juta ton tahun ini, selama harga garam bagus dan memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Untuk tahun ini kami optimistis akan berproduksi di angka 2,5 juta ton,” kata Jakfar pada Juli 2023.
Disamping itu, adanya fenomena cuaca El Nino juga semakin mendukung petani dalam memproduksi garam. Mengingat cuaca panas yang tinggi dan lama akan menambah jumlah garam yang dipanen.
Kendati begitu, petani garam berharap adanya dukungan teknologi dari pemerintah serta kebijakan yang jelas untuk menggenjot produksi garam dalam negeri. Sebab, kebijakan pemerintah yang ada selama ini dinilai tidak mendukung kemandirian garam nasional.
“Jadi kami sangat riskan sekali menggantungkan hidup di garam ini,” ungkapnya.