Bisnis.com, JAKARTA — Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Resvani menyarankan pemerintah untuk melibatkan para ahli, asosiasi profesional atau konsultan independen untuk menguji permohonan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia hingga akhir 2024.
Resvani mengatakan, pengajuan perpanjangan izin ekspor itu menunjukkan adanya kemunduran dari lini waktu produksi puncak yang ada di dalam kurva S proyek smelter Manyar di Gresik, Jawa Timur milik Freeport.
“Yang dulu Mei 2024 kenapa sekarang mundur berarti ada proses di belakang itu yang membuatnya mundur coba dilihat apa faktor dan pihak mana yang membuat itu mundur,” kata Resvani saat dihubungi, Senin (23/10/2023).
Resvani berpendapat pelibatan para ahli konsultan independen dapat membantu untuk menguji latar belakang dari permohonan perpanjangan izin ekspor tersebut nantinya. Dengan demikian, dia berharap pertimbangan yang diambil nantinya dapat adil untuk pengembang dan juga pemerintah.
“Supaya sifatnya itu tidak menyalahkan satu pihak, kalau ada yang monitor independen kan enak jadi transparan, dan jika masih layak diberikan kebijakan kelonggaran waktu lagi maka akan ada pihak yang memonitor progresnya dengan akurat”, kata dia.
Berdasarkan laporan Freeport-McMoRan Inc. (FCX) kuartal III/2023 dikutip Senin (23/10/2023), izin ekspor konsentrat tembaga PTFI sebesar 1,7 juta metrik ton yang diperoleh pada 24 Juli 2023 hanya berlaku hingga Mei 2024.
Baca Juga
Sementara itu, konstruksi smelter Manyar ditargetkan rampung pada pertengahan 2024, diikuti dengan uji coba (commissioning) fasilitas dan jadwal peningkatan produksi (ramp-up) hingga akhir 2024.
President Freeport-McMoRan Inc. Kathleen Quirk mengungkapkan bahwa Freeport masih akan mengekspor sejumlah konsentrat sepanjang smelter Manyar dalam periode ramp-up.
"Saat ini, izin ekspornya sampai bulan Mei. Jadi, kami masih harus bekerja sama dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini setelah bulan Mei yang merupakan periode peningkatan. Kami masih akan mengirimkan sejumlah konsentrat, mengekspor sejumlah konsentrat selama masa ramp-up," ujar Quirk dalam conference call FCX kuartal III/2023 pekan lalu.
Quirk menuturkan, pihaknya akan bekerja sama secara kooperatif dengan pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Usai smelter beroperasi penuh, dia memastikan Freeport tak lagi mengekspor konsentrat dan akan mulai memproduksi katoda tembaga.
Saat ini, kata Quirk, progres pembangunan smelter tembaga Manyar PTFI di Gresik, Jawa Timur telah mencapai sekitar 84%. Menurutnya, eksekusi proyek smelter dengan nilai investasi US$3 miliar tersebut berjalan dengan baik dan timnya sangat fokus untuk menyelesaikan proyek tersebut secara efisien.
Kepemilikan saham mayoritas PTFI saat ini dipegang oleh pemerintah Indonesia sebesar 51,2 persen yang sisanya digenggam FCX. Adapun, saham milik pemerintah itu tertuang dari kepemilikan 26,24 persen PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID dan 25 persen PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM).
Saat ini, saham PT IPMM 100 persen dimiliki oleh MIND ID. Untuk mengalihkan bagian saham ke BUMD Papua, MIND ID akan melepas sahamnya di PT IPMM sebesar 40 persen.
Adapun, pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menutup keran eskpor sejumlah komoditas mineral mentah sejak 10 Juni 2023. Namun, Freeport mendapat relaksasi dan dapat melakukan ekspor konsentrat hingga Mei 2024 seiring dengan kemajuan pembangunan smelter tembaga kedua Freeport di Gresik, Jawa Timur.