Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Bakal Pacu Ekspor Jelang Tenggat Izin Berakhir Bulan Depan

Freeport Indonesia diperkirakan meningkatkan ekspor konsentrat tembaga sebelum izin berakhir pada September 2025.
Kawasan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur/Dok: Tim PTFI.
Kawasan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di KEK JIIPE, Gresik, Jawa Timur/Dok: Tim PTFI.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia diperkirakan akan meningkatkan ekspor konsentrat tembaganya secara signifikan jelang berakhirnya izin pada September 2025.

Melansir Bloomberg, Jumat (22/8/2025), hingga pertengahan Agustus 2025, Freeport baru menggunakan 65% dari kuota yang diberikan oleh pemerintah Indonesia pada Maret 2025.

"Kondisi cuaca dan kebutuhan untuk mendukung operasional dua pabrik peleburan tembaga telah memengaruhi ekspor," kata manajemen Freeport dalam pernyataan pada Kamis (21/8/2025).

Dengan izin ekspor yang hanya berlaku selama 6 bulan, Freeport diperkirakan akan menggunakan 90% dari kuota ekspornya. Untuk mencapai target ini, perusahaan perlu mengirimkan sekitar 350.000 wet ton konsentrat dalam sebulan.

Ekspor konsentrat dari Freeport tersebut dapat memberikan angin segar bagi industri peleburan tembaga di luar negeri. Pengolah tembaga di seluruh dunia tengah menghadapi margin yang sangat tipis dalam memproduksi olahan logam akibat meningkatnya kapasitas smelter. Pada saat yang sama, pasokan konsentrat di pasar makin langka.

Meskipun masih minus, tarif spot untuk pengolahan dan pemurnian tembaga belakangan naik karena penjualan konsentrat tembaga Freeport yang lebih besar dari perkiraan. Indeks Fastmarkets tercatat naik untuk 7 pekan berturut-turut menjadi -US$59,60 per ton per 14 Agustus 2025.

Freeport Indonesia, yang mengoperasikan tambang raksasa Grasberg, telah menghadapi berbagai masalah berulang dengan fasilitas smelternya dalam 12 bulan terakhir. Tahun lalu, insiden kebakaran menunda penyelesaian smelter Manyar, sementara masalah pada pabrik oksigen menunda pengoperasian fasilitas smelter yang dikelola PT Smelting.

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Freeport mengonfirmasi bahwa pabrik oksigen di salah satu unit smelternya yang dikelola PT Smelting tengah dalam perbaikan. Hal ini menyebabkan kapasitas penyerapan konsentrat tembaga berkurang. 

VP Corporate Communications PTFI Katri Krisnati menuturkan, perbaikan pada pabrik oksigen di PT Smelting telah menyebabkan penundaan startup fasilitas smelter, setelah shutdown selama 1 bulan untuk perawatan. Alhasil, smelter tersebut tak bisa menyerap sebagian konsentrat tembaga yang dihasilkan dari tambang di Grasberg, Papua.

Perlu diketahui, kapasitas pemurnian konsentrat di smelter PT Smelting mencapai 1,3 juta ton per tahun. Adapun, smelter yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur ini, 65% sahamnya dimiliki oleh PTFI dan sisanya 35% dimiliki oleh PT Mitsubishi Material Corporation.

"Dengan demikian, penundaan startup ini diperkirakan mengakibatkan sekitar 100.000 ton konsentrat tidak dapat diproses," jelas Katri kepada Bisnis, Selasa (19/8/2025).

Adapun, Freeport mendapat persetujuan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga hingga 16 September 2025. Kuota ekspor yang diberikan mencapai 1,4 juta wet ton.

Freeport memenuhi syarat untuk mengekspor konsentrat tembaga perusahaan lantaran kondisi force majeur dari smelter mereka di Gresik, Jawa Timur pada Oktober 2024 lalu.

Hal ini berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan baru Nomor 9 Tahun 2025 (Permendag 9/2025) tentang Kebijakan Ekspor.

Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas sebelumnya mengatakan, dengan izin ekspor berlaku 6 bulan, ekspor konsentrat diperkirakan dapat mencapai 1,2 juta ton. 

"Jadi kalau 6 bulan kira-kira mudah-mudahan bisa mencapai 1,2 juta ton sebagaimana yang tadi disampaikan Pak Bahlil [Menteri ESDM] karena kuotanya kan 1,27 juta, kalau saya tidak salah," ucap Tony di Gresik, Senin (17/3/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro