Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah, Importir Bawang Putih Curhat Cuan Makin Susut

Importir bawang putih mengeluhkan nilai tukar Rupiah yang melemah sehingga mengakibatkan cuan mereka kian susut.
Ilustrasi mata uang Rupiah. JIBI/Bisnis.com
Ilustrasi mata uang Rupiah. JIBI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Importir bawang putih mengeluhkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah membuat cuan mereka kian susut.

Anggota Perkumpulan Pelaku Usaha Bawang dan Sayuran Umbi Indonesia (Pusbarindo) Jaya Sartika, yang juga merupakan importir bawang putih, menyebut menguatnya Dolar AS mengakibatkan profit dari impor bawang putih makin tipis.

Meskipun, harga bawang putih di China tengah stabil sejak 6 bulan terakhir di kisaran US$1.000 - US$1.300 per ton, Jaya mengaku para importir perlu membayar lebih mahal untuk bawang putih impor akibat melemahnya Rupiah.

Musababnya, transaksi bawang putih impor dari China masih menggunakan Dolar AS dalam pembayarannya. Data Bloomberg pada sore ini, tercatat nilai tukar Rupiah melemah 0,38% ke level Rp15.933 per Dolar AS.

"Sedangkan harga jual di pasar sekarang mengalami penurunan, akibatnya profit jadi minimal sekali untuk importir," ujar Jaya saat dihubungi, Senin (23/10/2023).

Menyitir data panel harga pangan, Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga bawang putih secara nasional per hari ini 23 Oktober 2023 telah turun 0,72% dari hari kemarin menjadi Rp36.100 per kilogram.Sementara itu, harga rata-rata bawang putih sepanjang bulan berjalan 2023 hingga pertengahan Oktober sebesar Rp34.454 per kilogram telah naik 23% dari rata-rata harga di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp27.921 per kilogram.

Do sisi lain, upaya Bank Indonesia menstabilkan nilai tukar Rupiah dilakukan dengan menaikkan suku bunga acuan menjadi 6% juga berisiko membebani importir bawang putih. Jaya mengakui kenaikan suku bunga acuan akan mengerek suku bunga pinjaman para importir bawang putih di bank.

Apalagi proses penerbitan surat persetujuan impor (SPI) bawang putih di Kementerian Perdagangan yang tidak menentu juga dianggap menambah tekanan bagi para importir. Jaya memandang, penerbitan SPI di akhir tahun ini menjadi rintangan berat bagi importir untuk melakukan pengadaan.

Data prognosa neraca pangan yang diolah Bapanas per 20 Oktober 2023, realisasi impor bawang putih Januari - September 2023 sebanyak 417.214 ton, adapun rencana impor Oktober - Desember 2023 ditargetkan mencapai 221.439 ton. Artinya, impor bawang putih baru direalisasikan sebesar 65% dari total kuota impor tahun ini sebanyak 638.653 ton.

Oleh karena itu, Jaya berharap nilai tukar rupiah bisa segera menguat dan penerbitan SPI bawang putih di Kemendag dipercepat. Dengan begitu, Jaya optimistis pengadaan impor bawang putih akan berjalan lancar.

"Harapannya nilai tukar turun ya di level Rp14.000, proses SPI secepatnya diturunkan di minggu ini. InsyaAllah realisasi [impor] mulus dan tidak membebani pelaku usaha bawang putih," tutur Jaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper