Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Perpanjangan Kontrak Vale Hingga Analisis Saham BUMN Karya

Sinyal kuat perpanjangan kontrak PT Vale hingga analisis saham BUMN Karya
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Komitmen investasi emiten tambang logam PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) yang tetap berfokus pada pengembangan konsesi blok tambang yang tertuang dalam amandemen kontrak karya (KK) 2014 telah memuluskan langkah perusahaan tambang nikel asal Brasil itu untuk melanjutkan aktivitas penambangannya di Tanah Air.

Perlahan tapi pasti, Vale berhasil melewati sejumlah tahapan yang harus dilalui untuk bisa mendapatkan perpanjangan kontrak izin pertambangan, yang nantinya akan beralih status dari kontrak karya (KK) menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Di tengah desakan penciutan konsesi tambang yang didorong holding tambang pelat merah, MIND ID, Vale bahkan berhasil mendapatkan persetujuan Rencana Pengembangan Seluruh Wilayah (RPSW) dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada 10 April 2023 lalu.

Hal itu sejalan dengan aksi perseroan yang diketahui tengah intensif melakukan investasi pada tiga proyek yang menjadi komitmen dalam amandemen KK 2014, yakni proyek Sorowako di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan; Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara; dan Bahodopi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Berita tentang PT Vale menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Kamis (14/9/2023). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:

 

Ambisi Jokowi dan Proyek Prioritas

Pemerintah menetapkan sebanyak 44 proyek prioritas strategis/major project dalam rencana kerja pemerintah (RKP) pada 2024.

Berdasarkan Lampiran I Perpres No. 52/2023 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2024, disebutkan bahwa proyek prioritas strategis major project yang memiliki daya ungkit dalam mendukung percepatan pencapaian sasaran prioritas nasional pada 2023 akan tetap dilanjutkan dan dipertajam pada RKP 2024.

“Penajaman major project dilakukan dengan tetap menggunakan mekanisme clearing house,” seperti dikutip dari lampiran I Perpres No. 52/2023, Rabu (13/9/2023).

Penajaman tersebut dilakukan untuk menjamin tercapainya output major project dan memastikan hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat pada akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

 

Menilik Kesiapan Investor Swasta RI Mulai Bangun Proyek di IKN

Badan Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) kembali memastikan investor swasta akan memulai membangun proyek di ibu kota baru Nusantara pada bulan ini tepatnya pada pekan depan. Adapun pendiri Agung Sedayu Group Sugianto Kusuma alias Aguan menjadi komando konsorsium PMDN.

Selain Aguan, juga terdapat pendiri Royal Golden Eagle (RGE) Sukanto Tanoto yang juga membidik proyek di IKN. Kemudian, pemilik Salim Group Anthoni Salim dan bos Sinar Mas Group, Franky Oesman Widjadja juga dilaporkan siap menanamkan modal untuk pembangunan proyek di IKN. Para investor swasta ini akan membangun kawasan terpadu di IKN.

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono mengatakan sejumlah proyek yang mulai akan dibangun pada September 2023 nanti mencakup sektor mixed use development, mulai dari pusat perbelanjaan, mal, rumah sakit, pusat olahraga, hingga hotel. Nantinya proyek tersebut akan dibangun di kawasan Sumbu Kebangsaan yang berlokasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. OIKN ingin memprioritaskan pembangunan satu kawasan berkonsep work, live, and play.

“Jadi ada groundbreaking di pekan depan dari mereka yang sudah siap. Penetapan alokasi lahan sedang berproses on paper-nya saja,” ujarnya, Rabu (13/9/2023).

 

Sinyal Kuat Vale (INCO) Raih Perpanjangan Kontrak Tambang (IUPK)

Dalam laporan kuartalan terbarunya, INCO melaporkan bahwa perseroan telah memproduksi 16.922 metrik ton nikel dalam matte pada kuartal II/2023. Jika diperinci, produksi nikel matte INCO pada kuartal II/2023 tercatat lebih tinggi 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai 12.567 metrik ton.

Sementara itu, secara semesteran, pada paruh pertama 2023 volume produksi nikel matte INCO lebih tinggi 28 persen dari periode yang sama pada 2022. Sepanjang semester I/2023 total produksi nikel matte INCO menembus 33.691 metrik ton, lebih tinggi dari semester I/2022 yang mencapai 26.394 metrik ton.

CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan bahwa kenaikan produksi tersebut salah satunya disebabkan oleh langkah perseroan melaksanakan pembangunan kembali Furnace 4 pada tahun lalu.

Febriany menambahkan sebagai bagian dari strategi pemeliharaan, INCO memulai shutdown di Reduction Kiln 1 dan Furnace 1 pada Juni 2023, dengan target penyelesaian pada Juli 2023. Secara keseluruhan, berkat perbaikan atap Furnace 2 yang sukses pada kuartal I/2023, produktivitas perseroan berhasil meningkat secara signifikan. Hal tersebut membuat INCO mampu melampaui target volume produksinya pada kuartal II/2023.

 

Di Balik Ambisi China Percepat Produksi Litium

China begitu ambisius mengeksplorasi bahan baku paling penting pembuatan baterai kendaraan listrik sebagai cara untuk menguasai pasar dan mengatasi tekanan geopolitik akibat persaingan. Namun, hal itu telah menimbulkan sejumlah permasalahan baru seiring dengan penurunan harga EV.

Izin lelang penambangan litium di China sudah menggila. Salah satu alasannya adalah untuk mempertahankan dominasinya di rantai pasok ketika Amerika Serikat sudah menggandeng beberapa sekutu seperti Kanada dan Australia untuk memenuhi kebutuhannya.

Bahkan, BMI Research memperkirakan permintaan litium di China untuk kendaraan listrik (EV) akan tumbuh rata-rata sekitar 20,4 persen per tahun sepanjang 2023-2032. Adapun produksi litium akan meningkat hingga 6 persen per tahun pada periode tersebut.

Apalagi, China banyak menemui hambatan akibat tekanan politik. Misalnya, Ganfeng Lithium Group Co. di Mali harus menangguhkan operasinya. Sementara itu, Kanada juga meminta China untuk melakukan divestasi di perusahaan publik di Toronto di bawah aturan investasi asing.

 

Sayup Suara Konsensus Analis pada Saham BUMN Karya

Saham BUMN Karya melonjak signifikan di tengah rencana pemerintah untuk menambah alokasi penyertaan modal negara (PMN) tahun depan. Kendati kinerja bisnis kelompok emiten ini tertekan, konsensus analis masih melihat prospek cerah di sektor ini.

Saham BUMN Karya mengalami lonjakan drastis hari ini, Rabu (13/9/2023). Saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), misalnya, meroket 8,28 persen hari ini ke level Rp785, menjadikan total kinerjanya sepanjang tahun berjalan 2023 sudah menghijau 9,79 persen.

PTPP tercatat sebagai BUMN Karya dengan kinerja saham terbaik tahun ini. Emiten BUMN Karya lainnya tidak bernasib sama. Meski demikian, penguatan harga saham BUMN Karya hari ini tampak merata, kecuali pada PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang masih disuspensi.

Saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), misalnya, juga turut naik 6,85 persen hari ini menjadi Rp468. Meskipun demikian, penguatan ini belum cukup untuk membalikkan posisi kinerja saham WIKA sepanjang tahun ini yang masih tercatat anjlok 41,50 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper