Bisnis.com, JAKARTA — Umur baterai motor listrik produksi China yang beredar saat ini disebut rata-rata hanya bertahan 1 tahun. Angka itu lebih cepat dari durasi yang dijanjikan pabrikan baterai motor setrum itu di rentang 3 hingga 4 tahun.
Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) atau Pertamina NRE Fadli Rahman mengatakan, umur baterai di beberapa negara lain bisa mencapai 5 tahun saat ini. Fadli menuturkan, perseroan masih mempelajari upaya untuk memperpanjang masa waktu baterai tersebut.
“Lifetime baterai yang kita beli dari China itu sebenarnya dijaminkan 3 sampai 4 tahun tapi satu tahun sudah banyak rusak, 30 persen rusak, rusaknya macam-macam misalnya connector-nya,” kata Fadli saat acara An Electric Revolution: The Rise of Indonesia’s E-Motorcycle di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Kendati demikian, kata Fadli, kerusakan baterai yang dibeli dari China itu terbilang minor. Porsi baterai listrik yang rusak itu masih dapat diperbaiki.
“Sebenarnya baterainya masih bisa dipakai, masih bisa dibenerin cuma memang kalau motor itu idealnya selama mungkin tapi itu tidak mungkin,” kata dia.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah menggodok aturan standardisasi baterai motor listrik untuk mengatasi persoalan isi ulang daya antar pabrikan.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, aturan standardisasi itu diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di dalam negeri.
“Standardisasi lagi digodok karena kita selain populasi, standar itu juga sama untuk swap baterai,” kata Taufiek saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (9/11/2022).
Nantinya, Taufiek memastikan seluruh fasilitas swap baterai motor listrik akan terstandar atau sama di setiap stasiun pengisian ulang. Dengan demikian, penggunaan motor listrik dapat lebih efisien di tengah masyarakat.