Bisnis.com, JAKARTA- Kinerja manufaktur Indonesia diperkirakan semakin bergairah seiring dengan pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman yang akan membaik hingga akhir 2023.
Untuk diketahui, laporan S&P Global mencatat Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali menguat ke level 53,9 pada Agustus 2023, atau naik 0,6 poin dari bulan sebelumnya di angka 53,3.
Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bobby Gafur Umar mengatakan meski masih dalam tahap pemulihan, industri makanan dan minuman berpotensi menjadi kontributor besar dalam meningkatkan level PMI.
"Dari sektor makanan dan minuman ini bisa jadi salah satu pendukung kenaikan PMI yang otomatis kontribusi kepada pertumbuhan ekonomi lebih banyak," kata Bobby kepada Bisnis, Rabu (13/9/2023).
Terlebih, Bobby melihat pemulihan makroekonomi yang semakin baik dan resiliensi industri setelah melewati pandemi. Optimisme tersebut datang dari kinerja industri mamin dan realisasi investasi dalam negeri yang menguat.
"Kalau dari perindustrian, kami mencoba semaksimal mungkin mengoptimalisasi pasar domestik dengan produk dalam negeri.
Baca Juga
Dari sisi pelaku industri, tingkat optimisme tersebut juga tercerminkan dari Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2023 yang menyentuh angka 53,22 atau berada di level ekspansi. Salah satu subsektor yang ekspansif yakni industri mamin.
Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman mengatakan industri mamin mencatatkan pertumbuhan yang moncer, hal ini tecermin dari skor indeks IKI yang dirilis oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada angka 61.
Indeks tersebut menunjukkan laju industri yang masih ekspansif. Hal ini membuat industri mamin dipandang sebagai sektor yang cukup prospektif bagi investor domestik maupun mancanegara.
Adhi menilai industri makanan dan minuman cukup kebal dari dampak pandemi, sehingga pascapandemi pertumbuhannya mampu pulih dengan cepat. Adapun, pertumbuhan industri makanan dan minuman telah mendekati angka 5 persen.
Dia memproyeksikan hingga akhir tahun industri mamin dapat tumbuh di atas 5 persen, mengacu pada kondisi normal yang memiliki pertumbuhan pada 7 persen sampai dengan 10 persen.