Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga gabah di tingkat petani pada Agustus 2023 naik secara tahunan (year-on-year) maupun bulanan (month-to-month).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan bahwa harga gabah kering panen (GKP) meningkatkan 3,62 persen (mtm) dan naik 11,88 persen (yoy). Selain itu, harga gabah kering giling (GKG) naik 5,82 persen (mtm) dan 23,03 persen (yoy).
Sementara itu, harga beras di penggilingan pada Agustus 2023 juga meningkat 2,59 persen (mtm) dan naik 20,27 persen (yoy).
Harga beras di tingkat grosir pada Agustus 2023 meningkat sebesar 1,02 persen (mtm) dan naik 16,24 persen (yoy), sedangkan harga beras di tingkat eceran meningkat 1,43 persen mtm dan 13,76 persen yoy.
"Beras juga merupakan komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar di Agustus 2023," kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat (1/9/2023).
Dia menyebut, pada Agustus 2023, inflasi beras kembali mengalami peningkatan dan menyumbang andil inflasi terbesar, yakni 0,05 persen (mtm) dan 0,25 persen secara (year to date).
Baca Juga
Padahal, sebelumnya inflasi beras sempat melandai di Mei, Juni, dan Juli 2023. Harga beras eceran pada Agustus 2023 meningkat 1,43 persen (mtm) dan naik 13,76 persen (yoy).
Selama 8 bulan terakhir sejak Januari 2023, harga beras mengalami inflasi 7,99 persen (ytd). Dari 90 kota yang dipantau BPS, sebanyak 86 kota mengalami inflasi beras selama 8 bulan terakhir.
Sementara itu, BPS mencatat inflasi Indonesia atau Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3,27 persen pada Agustus 2023 secara tahunan. Secara bulanan, BPS mencatat terjadi deflasi secara bulanan sebesar 0,02 persen.
Pudji menyampaikan bahwa tingkat inflasi tersebut menurun dibandingkan dengan posisi inflasi bulan sebelumnya.
“Pada Agustus 2023 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen secara bulan ke bulan atau terjaid penurunan IHK dari 115,24 pada Juli 2023 menjadi 115,22 pada Agustus 23,” katanya.