Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mendorong investor asing untuk gencar melakukan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia, seiring dengan peluang pasar domestik dan pertumbuhan ekonomi RI yang tetap tinggi.
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan kondisi ini menjadi kesempatan yang seharusnya tidak dilewatkan oleh investor asing untuk berinvestasi, khususnya bagi pelaku usaha industri manufaktur.
"Menurut saya, alangkah ruginya kalau teman-teman [investor asing] yang melakukan proses industri tidak membangun manufakturnya di Indonesia," kata Bahlil, Rabu (30/8/2023).
Bahlil mengungkap sejumlah peluang yang bisa didapatkan investor asing ketika membangun fasilitas manufaktur di Indonesia. Pertama, populasi Indonesia yang saat ini mencapai 278 juta jiwa, 43 persen populasi di Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang masuk dalam 15 negara dengan growth domestic product (GDP) terbesar di dunia. Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II/2023 tercatat sebesar 5,17 persen (year-on-year/yoy).
"Inflasi di bawah 4 persen, ini membawa Indonesia menjadi pertumbuhan ekonomi terbaik di dunia mengalahkan Amerika Eropa, Korea, dan Jepang," ujarnya.
Baca Juga
Bahlil mengungkap selama ini ada keraguan dari para pelaku usaha domestik maupun global untuk berinvestasi di Indonesia. Hal ini lantaran Indonesia tengah memasuki tahun politik.
Pada masa seperti ini, para pengusaha tampak lebih konservatif dengan bersikap wait and see untuk mengambil langkah ekspansi. Namun, menurut Bahlil, dengan potensi yang dimiliki RI semestinya tak perlu ada keraguan lagi di mata investor.
"Sekalipun kita masuk pada tahun politik sudah masuk wait and see tetapi alhamdulillah proses investasi yang ada di Indonesia semakin hari semakin baik," tuturnya.
Berdasarkan data BKPM semester I/2023, Penanaman Modal Asing (PMA) telah mencapai Rp363,3 triliun atau naik 17,1 persen yoy. Sedangkan, investasi dalam negeri atau PMDN mencapai Rp315,4 triliun atau naik 15 persen dari tahun sebelumnya.
Realisasi investasi PMA terbesar datang dari Singapura yang menanamkan modal sebanyak US$7,7 juta, Tiongkok US$3,8 juta, Hongkong US$35 juta, Jepang US$2 juta, dan Amerika Serikat US$1,6 juta.